Dua Anak PMI Tanpa Orang Tua Segera Dipulangkan

- Sabtu, 23 Oktober 2021 | 09:49 WIB
AKAN DIPULANGKAN: Asik bermain saat berada di panti asuhan, Khairil dan Hasril segera dipulangkan ke kampung halamannya./RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN
AKAN DIPULANGKAN: Asik bermain saat berada di panti asuhan, Khairil dan Hasril segera dipulangkan ke kampung halamannya./RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN

NUNUKAN - Setelah dideportasi sampai ke Nunukan, dua anak PMI yang ikut dideportasi tanpa orang tuanya akhirnya diserahkan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2BK) Nunukan demi mendapatkan perlindungan.

Dua anak PMI yang bernama Khairil (8) dan Hasril (6) tersebut, sudah dititipkan ke Panti Asuhan Ruhama Aisya di Jalan Pangeran Antasari, Nunukan Selatan. Tak ada kegelisahan yang terlihat pada mereka, melainkan asyik bermain dan dapat pembinaan DP3AP2BK Nunukan yang memantau langsung.

Kepala DP3AP2BK Nunukan, Faridah Aryani mengatakan, saat ini kedua ke panti asuhan, memang sengaja dilakukan, karena pihaknya sudah sering berkoordinasi, jika ada anak yang butuh pembinaan, terlebih dahulu dititipkan anak PMI tersebut menjadi tanggung jawab pihaknya. Dititipkan ke panti untuk menstabilkan keadaan si anak.

“Sengaja kita titipkan, karena di sini mereka ceria, mau bermain, banyak temannya. Lebih ke trauma healing atau penyembuhan trauma,” ungkap Faridah.

Dari hasil penelusuran BP2MI, memang telah ditemukan pihak keluarga kedua anak tersebut. Hanya, DP3AP2BK tak ingin buru-buru memulangkan kedua anak tersebut, sampai keadaannya benar-benar pulih dan status keluarga yang mengambil, benar-benar jelas sebagai keluarga.

Dari pengakuan keluarga, sebelum ayah kedua anak PMI tersebut meninggal, sang nenek di kampung halaman telah disurati kuasa memelihara kedua cucunya tersebut. Sang nenek juga bahkan telah diserahi uang sebesar RM 3 ribu, sebelum ayah sang cucu meninggal dunia.

DP3AP2BK harus benar-benar memastikan, apakah yang mengaku keluarga, benar-benar keluarga mereka. “Ya, jangan sampai mengaku saja, jadi ada prosedurnya, kita tunggu sampai ada surat resmi dari keluarga, sambil menunggu kondisi kedua anak ini stabil, baru kami pulangkan,” beber Faridah.

Khairil sempat bercerita kepada awak media ini, bahwa ayahnya mengidap penyakit paru-paru. Sang ayah diakuinya meninggal saat makan malam di rumah tahanan di Tawau, sebelum dideportasi. Mereka bahkan melihat, kepergian ayahnya saat itu.

Di Malaysia, ayahnya sebelumnya bekerja serabutan. Tak disangka, mereka pun ditangkap petugas Malaysia karena persoalan dokumen dan akhirnya ditahan di penampungan PMI selama setahun sebelum akhirnya dipulangkan.

Sementara itu, pengakuan Khairil, sang ibu sudah tidak bersama ayahnya lagi saat itu. Dirinya dengan polosnya mengatakan, ibunya melarikan diri dengan laki-laki lain. Meski begitu, mereka mengetahui ayahnya asal Indonesia dari Bulukumba. “Bapak dulu pernah berkata mau pulangkan kami ke Bulukumba untuk sekolah, jadi mau pulang ketemu nenek,” tutur Khairil. (raw/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X