Deddy Sitorus Serahkan Bus Sekolah, Santri Tidak Bergelantungan Lagi

- Minggu, 17 Oktober 2021 | 21:32 WIB
BERIKAN BANTUAN: Bantuan bus sekolah diberikan langsung oleh anggota DPR RI Dapil Kaltara, Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus bersama Wakil Dirut BRI, Catur Budi Harto saat kunjungan ke Pesantren As’adiyah Sebatik, Minggu (17/10). FOTO: ASRULLAH/RADAR TARAKAN
BERIKAN BANTUAN: Bantuan bus sekolah diberikan langsung oleh anggota DPR RI Dapil Kaltara, Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus bersama Wakil Dirut BRI, Catur Budi Harto saat kunjungan ke Pesantren As’adiyah Sebatik, Minggu (17/10). FOTO: ASRULLAH/RADAR TARAKAN

NUNUKAN - "Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.’’ Kalimat ini dibuktikan Wakil Ketua Pesantren As’adiyah Sebatik, Kamal Soreyanto. Permintaan penambahan rute bus sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Nunukan yang belum mendapatkan restu digantikan dengan bus sekolah untuk mengangkut santri dari asrama menuju sekolah.

Kamal Soeryanto bercerita, selama ini mobil yang digunakan untuk mengangkut santri menggunakan mobil jenis pikap. Dengan jumlah santri sekira 400 orang setidaknya mobil pikap yang dijadikan bus sekolah harus bolak-balik hingga delapan kali. Dengan jarak 5 kilometer (km) dari asrama menuju sekolah.

“Mobil kami itu mobil pikap. Kami buatkan tenda dan kursi. Itulah yang kami gunakan memuat santri sampai delapan kali bolak-balik. Karena jumlah santri kami yang tinggal di asrama ada 400 santri. Untuk memaksimalkan agar tidak bolak-balik santri harus bergelantungan di mobil,” kisah Kamal kepada Radar Tarakan, Minggu (17/10).

Dengan bantuan bus sekolah yang diberikan langsung anggota DPR RI Dapil Kaltara, Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus bersama Wakil Dirut PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero), Catur Budi Harto telah menjawab persoalan yang dialami pengelola pesantren.

“Dengan bus ini bisa dua kali pengantaran. Sebelumnya harus delapan kali bolak-balik. Saya ingin katakan kemarin saya mengajukan penambahan rute jalur lewat Dinas Pendidikan karena ada busnya tapi mengkin tidak direstui. Ternyata Allah membalasnya dengan adanya bus. Ini betul BRI menjawab kegundahan kami,” kisahnya.

Sementara, anggota DPR RI Dapil Kaltara, Ir. Deddy Yevri Hanteru Sitorus menegaskan kehadirannya bersama Wakil Dirut Bank BRI di Sebatik membuktikan tidak hanya BRI yang hadir, tetapi negara juga hadir. Di tengah situasi Covid-19 tentunya Kaltara membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat.

“Syukur sampai hari ini saya berbuat untuk masyrakat bersama teman-teman BUMN. Itu sangat membantu, terus terang kami banyak didukung. Tidak hanya melalui bantuan CSR dan kegiatan lain yang banyak sekali,” jelasnya.

Ia menceritakan, berdasarkan keluhan masyarakat Krayan, harga tabung LPG sempat menembus harga hingga Rp 1,4 juta. Menindaklanjuti informasi itu ia langsung menyambangi manajemen PT Pertamina dan Kementerian ESDM. Hasilnya, tak cukup sebulan pengiriman LPG langsung dilakukan ke Krayan menggunakan pesawat terbang.

“Mungkin semua pernah dengar pertama kali di dunia tabung LPG dikirim ke Krayan. Belum pernah terjadi, karena apa? Ketika saya ke sana saya mendapatkan informasi dari masyarakat 1 tabung LPG Rp 1,4 juta harganya. Saya datang ke Dirut Pertamina dan ESDM, saya bilang negara harus hadir. Tidak sampai dua minggu diterbangkan (tabung LPG). Dengan sekali terbang 40 tabung. Jadi sebulan bisa seribu tabung. Itu perhatian pemerintah yang kongkrit dan ini membanggakan,” kenangnya.

Sementara, terkait kondisi sekolah As’adiyah yang saat ini belum teraliri listrik, politisi PDIP ini berjanji akan segera menindaklanjuti. Apalagi, tiang listrik menuju sekolah sudah terpasang. Tahun ini ada 46 desa dialiri listrik sesuai dengan rencana.

“Terkait listrik nanti saya tanya. Karena saya lihat ini (lokasi sekolah) jauh dari mana-mana. Tiang sudah ada kabel yang tidak ada. Karena tahun ini rencana 46 desa dialiri listrik. Dengan dana penyertaan modal yang kami perjuangkan di Komisi VI itu, Rp 5 triliun setiap tahun dan sudah berjalan 2 tahun. Kita bersukur kita mendapat alokasi baik,” ungkapnya.

Pihaknya juga menegaskan memberikan perhatian terkait persoalan pendidikan. Sebab, pendidikan merupakan anak tangga. Agar generasi bangsa mendapatkan kehidupan lebih baik. Apalagi bulan depan atau Desember Presiden Joko Widodo akan meresmikan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi, Bulungan.

“Jika KIPI segera berjalan akan menyerap banyak lapangan kerja untuk anak-anak kita. Dengan begitu tidak ada lagi orang kita jadi kuli di kebun sawit di Malaysia. Di sini saja, harusnya sudah cukup supaya kita bermartabat. Karena kita tahu penderitaan saudara kita yang bekerja di perkebunan negara sebelah,” ujarnya.

“Tetapi kata kunci adalah pendidikan. Karena tanpa pendidikan paling hebat nanti anak-anak kita Kaltara jadi OB (office boy) dan security. Untuk itu bapak-bapak semua bisa mendorong pemerintah kabupaten untuk mendukung dan melahirkan BLK dan politeknik yang kuat. Sehingga, nanti anak kita bisa bekerja di KIPI yang besar 12.500 hektare. Itu adalah kawasan industri hijau terbesar di dunia. Listriknya dari Sungai Kayan dengan potensi listriknya hingga 9.000 MW terbesar kedua di Asia setelah Cina,” tegasnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X