Melihat Usaha Kerajinan Tangan di Tengah Pandemi

- Senin, 27 September 2021 | 10:55 WIB
TAS ROTAN: Kerajinan tangan yang dijajakan di Gedung Gadis Pemprov Kaltara, Tanjung Selor beberapa waktu lalu merupakan produk lokal UMKM Kaltara./IWAN KURNIAWAN/RADAR KALTARA
TAS ROTAN: Kerajinan tangan yang dijajakan di Gedung Gadis Pemprov Kaltara, Tanjung Selor beberapa waktu lalu merupakan produk lokal UMKM Kaltara./IWAN KURNIAWAN/RADAR KALTARA

Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif yang luar biasa bagi setiap sektor usaha. Tak terkecuali usaha kerajinan tangan yang dilakoni beberapa warga Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).

IWAN KURNIAWAN

UNTUNG rugi sudah menjadi risiko bagi orang yang melakoni dunia usaha. Bahkan, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, banyak sekali usaha yang terpaksa harus 'gulung tikar' karena pendapatannya sangat tipis dan bahkan tidak menutupi modal yang dikeluarkan.

Namun, tidak bagi Limina (44). Warga Kabupaten Bulungan yang memiliki usaha kerajinan tangan dengan bahan dasar rotan ini mengaku sejauh ini masih bisa bertahan. Hanya saja, ia tidak menampik bahwa pendapatannya di tengah pandemi Covid-19 ini mengalami penurunan yang cukup tinggi.

"Sebelum pandemi, dalam sebulan pendapatan kotor bisa sampai Rp 30 juta. Kalau bersihnya sekitar Rp 10 juta. Tapi sekarang ini paling kotornya dapat Rp 15 juta dalam sebulan. Jadi bersihnya paling sekitar Rp 5 juta," ujarnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor pekan lalu.

Wanita kelahiran Long Lees, 25 September 1975 ini menyebutkan, penjualan hasil kerajinan tangan yang dilakoninya itu dengan cara melapak di Pasar Induk Tanjung Selor. Namun, dengan kondisi saat ini, ia lebih mengoptimalkan lapak daring (online) pada media sosial (medsos) pribadinya.

"Saya sudah sekitar 20 tahun menggeluti dunia ini. Sudah cukup panjang perjalanan saya untuk memasarkan produk lokal dengan motif Dayak ini," katanya.

Ia mengatakan, pertama kali dirinya berjualan tas anyaman rotan itu pada tahun 1997. Itu dibawa ke Serawak, Malaysia. Berdagang ke Serawak itu dilakoninya hingga tahun 2000. 

Setelah itu, ia melanjutkan dengan melakukan door to door dari satu rumah ke rumah lain. Selain menjual tas anyaman rotan, ia juga menjual beberapa baju manik-manik khas Dayak. Di tahun 2002 itu, masih sedikit yang memiliki baju manik-manik. "Kemudian, pada tahun 2007 saya masuk ke Bulungan dan sampai sekarang saya berjualan aksesoris daerah di sini (Bulungan)," tuturnya.

Ia mengatakan, saat ini ia menjual tas anjat rotan selempang dengan motif Dayak Kenya itu pada kisaran harga Rp 180 ribu sampai Rp 200 ribu. Sedangkan untuk bahan dasar rotan yang digunakan, itu diambil dari hutan yang tidak pernah terbakar. Karena, jika diambil dari hutan yang sudah pernah terbakar, hasilnya tidak bagus dan ketahanan rotannya juga pasti akan berpengaruh.

"Ini kita buat menggunakan rotan sega. Jadi ini bahan yang digunakan alami semua, sehingga kalau lama pasti akan terjadi perubahan warna," sebutnya.

Saat ini, pihaknya sudah sedikit kesulitan untuk mendapatkan rotan yang menjadi bahan dasar kerajinan ini. Terakhir, ia mengambil rotan yang digunakan di daerah Long Sule yang kawasan hutannya masih cukup luas. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan tas rotan ini? Limina menyebutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, itu butuh waktu lebih dari satu bulan. 

"Setelah diambil, rotan itu direndam dulu selama satu bulan untuk pewarnanya. Itu biasa kami menggunakan getah kayu suling. Setelah direndam, baru dicuci dan dijemur," katanya.

Untuk penjemurannya itu biasa membutuhkan waktu sekitar tiga hari biar rotannya bisa benar-benar kering saat dianyam. Dalam melakukan penganyaman tas tersebut, bisa menghabiskan waktu sekitar dua hari baru selesai. "Di sini kita harus teliti, karena ada teknik tersendiri untuk menyusun motifnya. Jika salah di awal, maka motifnya akan salah hingga selesai. Jadi tidak sembarang juga membuatnya, kita harus memulai menganyam dari bagian atas," bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X