Sabah Ingin Merasakan Dampak IKN

- Sabtu, 25 September 2021 | 10:20 WIB
WEBINAR: Ketua Kadin Tarakan, Effendy Gunardi, S.E, menjadi pembicara dalam webinar Institute for Development Studies Sabah, Jumat (24/9)./ELIAZAR/RADAR TARAKAN
WEBINAR: Ketua Kadin Tarakan, Effendy Gunardi, S.E, menjadi pembicara dalam webinar Institute for Development Studies Sabah, Jumat (24/9)./ELIAZAR/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata disambut baik oleh kalangan pengusaha yang ada di Malaysia, terutama di daerah Sabah. Potensi berkembangnya ekonomi di Kalimantan, diprediksi akan berefek pada negara tetangga, yang masih satu daratan dengan Kalimantan yaitu Serawak dan Sabah.

Hal tersebutlah yang menjadi pembahasan saat Institute for Development Studies (IDS) Sabah, menggelar webinar dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tarakan. Pertemuan ini membahas dampak ekonomi pada Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) dengan adanya pemindahan IKN.

Ketua Kadin Tarakan, Effendy Gunardi dan Dr. Rafiq Idria selaku Senior Lecturer, Faculty of Business, Economy and Accountancy Universiti Malaysia Sabah (UMS) Malaysia.

Dalam webinar tersebut, Dr. Rafiq Idris mengatakan, dengan perpindahan IKN ke Kalimantan diharapkan bisa memberikan dampak perekonomian bagi seluruh daerah yang ada di Kalimantan, termasuk Serawak dan Sabah. Bahkan pihaknya kepada Kadin Tarakan, sempat menanyakan potensi sektor ekonomi apa saja yang akan lebih banyak bergerak dengan perpindahan IKN ke Kaltim nantinya.

“Kami juga ingin mengetahui untuk ekonomi di Kaltim dan Kaltara, paling banyak mendominasi sektor apa saja. Kemudian apakah Sabah bisa berpeluang kerja sama untuk perekonomian ini,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga sempat membahas terkait apakah ada peluang bagi pengusaha Malaysia bisa menanam investasi di Kaltim dan Kaltara. Bagaimana cara berinvestasi dan syarat apa saja yang dibutuhkan, menjadi pertanyaan pihaknya. “Tentu kami harapkan ada kerja sama yang bisa menguntungkan kedua negara apabila isu perpindahan ibu kota ke Kaltim jadi,” sebutnya.

Selain membahas potensi perekonomian dengan perpindahan IKN di Kaltim, pihaknya juga bersama membahas beberapa kerja sama Malaysia dan Indonesia yang sudah terjalin. Selain itu, ekspor impor dari Tarakan ke Sabah dan sebaliknya, juga sempat menjadi pembahasan. Bahkan sektor pariwisata, yang diharapkan bisa menyumbang pemasukan negara, juga menjadi perhatian dalam webinar tersebut.

“Untuk parawisata, dari Malaysia kemungkinan perlahan akan dibuka setelah herd immunity sudah terjadi. Bahkan turis dari yang datang ke Sabah bisa langsung menuju ke Kaltara kalau kerja sama ini terjadi dan kita tingkatkan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kadin Tarakan, Effendy Gunardi mengatakan, dalam perpindahan IKN ke Kaltim tentu akan banyak prospek perekonomian yang akan berjalan nantinya. Bahkan, salah satu megaproyek Indonesia yaitu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang ada di Kaltara, akan mem-back up listrik di IKN nantinya. Ia memastikan apabila ada investasi yang masuk, maka lapangan pekerjaan  akan terbuka.

“Tapi investasi ini harus menggandeng pengusaha lokal dan masyarakat sebagai tenaga kerjanya. Biar tidak terjadi adanya pekerja asing lagi,” katanya.

Maka dari itu, Effendy menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Di sisi lain, pihaknya juga sempat menekankan potensi ekonomi yang ada di wilayah perbatasan. Untuk perdagangan antara Indonesia dan Malaysia, diakui saat ini sudah ada perjanjian kerja sama. Bahkan dalam perjanjian kerja sama itu, turut andil Brunei dan Filipina.

“Kita terakhir laksanakan itu pada 2018 lalu. Tapi ada kendala di Malaysia terkait administrasinya. Jadi pemerintah daerah di sana dengan pusatnya belum ada koordinasi, makanya semua barang masuk belum legal seluruhnya,” beber Effendy.

Disebutkannya, saat ini khusus dari Tarakan ke Tawau paling mendominasi yaitu sektor perikanan. Ia pun berharap dengan keseriusan Malaysia dalam menindaklanjuti kerja sama tersebut dan dipastikan akan sangat menguntungkan bagi kedua negara. “Kalau ke Brunei itu sudah jalan. Jadi mereka mengambil beras Krayan. Jadi ini juga yang kita harapkan dari Malaysia,” pungkasnya. (zar/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X