Kisah Pakcik Beddu, Dianggap Kurang Waras, tapi Rajin Tambal Jalan Berlubang

- Jumat, 24 September 2021 | 11:28 WIB
KEDIAMAN BEDDU: Saat ini, Beddu tinggal di gubuk kosong bekas pedagang kaki lima di seputaran Jalan Tanah Merah, Nunukan Utara./RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN
KEDIAMAN BEDDU: Saat ini, Beddu tinggal di gubuk kosong bekas pedagang kaki lima di seputaran Jalan Tanah Merah, Nunukan Utara./RIKO ADITYA/RADAR TARAKAN

Seorang pria sepuh biasa dipanggil Pakcik Beddu oleh tetangganya dianggap sebagai seseorang yang punya rasa kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Tinggal di Jalan Tanah Merah, Nunukan Utara, Beddu rajin menambal jalan berlubang di sepanjang area tempat tinggalnya. 

TAK hanya itu, Beddu juga punya banyak keahlian lain, seperti membantu tetangganya, bahkan bisa bertukang hingga montir bengkel. Namun, ada penilaian lain yang melekat di warga sekitar atas perilaku Beddu, yakni kurang waras. Penilaian itu muncul ketika Beddu diajak berkomunikasi, obrolan terkadang tidak nyambung.

Narotama, seorang tetangga di samping gubuk Beddu mengaku mengenal Beddu. Ia kemudian berinisiatif mengunggah foto Beddu di media sosial (medsos). Beddu dalam foto itu sedang menambal jalan di seputaran Jalan Liem Hie Djung hingga Tanah Merah pada Januari 2021 lalu. Merespons unggahan itu, keluarga Beddu menghubungi Narotama.

“Ada keluarganya ternyata menanggapi posting-an saya di Facebook, dari situlah saya dihubungi keluarga dan sampai tahu asal usul Pakcik Beddu itu,” ujar Narotama kepada Radar Tarakan, Kamis (23/9). Sayangnya, saat itu, Beddu, sedang tidak berada di gubuknya.

Ternyata Beddu seorang warga asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Beddu dipanggil Dillok di kampung halamannya. Beddu ternyata sudah hilang sejak 15 tahun lalu dari kampungnya. Saat itu, Beddu berumur 45 tahun. Ia mengadu nasib ke Malaysia untuk menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). Namun di Malaysia, dirinya memiliki masalah, akhirnya dideportasi ke Nunukan.

Di Nunukan, Beddu sudah tinggal selama 6 tahun di gubuk tepat di samping warung jualan Narotama. Narotama sendiri heran dengan semua keahlian Beddu. Bagian dapur Narotama merupakan sebagian buah tangan Beddu.

“Dia kalau disuruh kerja terus diupah, tidak mau terima upah yang kita berikan. Dia memang rajin membantu warga di sini, hampir semua warga kenal dengan beliau dengan semua keahliannya,” ungkap Narotama.

Yang paling menonjol adalah pekerjaan yang rajin menambal jalan berlubang di daerah jalan seputaran gubuknya. Melakukan tambal jalan berlubang, Beddu menggunakan alat seadanya mengumpulkan tanah dan baru kecil. Dari pantauan media ini, hampir seluruh bagian jalan jalan di sekitar PLBL Liem Hie Djung dan Tanah Merah, sudah ditambal Beddu.

Melihat itu, Narotama sangat bangga namun juga prihatin dengan apa yang dilakukan Beddu. Apalagi sebagian orang menganggapnya kurang waras. Meski begitu, Beddu tidak pernah mengganggu orang di sekitarnya.

“Kalau dibilang tidak waras memang iya, karena kalau saya ajak ngomong, suka tidak nyambung. Misal ini kan dia sering mengumpulkan botol plastik kecil. Ada banyak di dalam gubuk dan depan gubuknya. Saya pernah tanya itu mau dijual ke mana Pak Beddu, dia menjawab mau dibawa ke Singapura,” cerita Narotama.

Pesan yang disampaikan keluarga meminta Beddu dipulangkan pun menjadi PR bagi Narotama. Dirinya sangat berharap perhatian pemerintah untuk kepulangan Beddu ke kampung halamannya. Usaha berkoordinasi ke dinas terkait pun pernah dilakukan Narotama, namun belum ada tindak lanjut di lapangan. (raw/lim)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X