Krisis Listrik di Nunukan Kapan Berakhir?

- Kamis, 16 September 2021 | 14:42 WIB
GANGGUAN: Kondisi mesin PLTD yang ada di Sebatik dan Sei Bilal mengalaku gangguan sehingga berdapkan pada pemadaman bergilir. SAat ini mesin sedang diperbaiki. FOTO: DOKUMENTASI PT PLN ULP NUNUKAN
GANGGUAN: Kondisi mesin PLTD yang ada di Sebatik dan Sei Bilal mengalaku gangguan sehingga berdapkan pada pemadaman bergilir. SAat ini mesin sedang diperbaiki. FOTO: DOKUMENTASI PT PLN ULP NUNUKAN

NUNUKAN – Belum genap sebulan, listrik di Nunukan kembali mengalami pemadaman bergilir. Terakhir pada 22 Agustus 2021 lalu, pemadaman dilakukan secara bergilir setelah adanya kerusakan pada pembangkit.

PT PLN ULP Nunukan kembali melakukan pemadaman listrik hingga sepekan ke depan. Penyebabnya, mesin di tiga lokasi mengalami gangguan. Alhasil, pelayanan kepada pelanggan tidak maksimal.

Manager PT PLN ULP Nunukan, Anwar menyampaikan, pemadaman yang dijadwalkan selama 7 hari lantaran adanya ganggu pada mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sei Bilal, PLTD Sebatik dan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sebaung. Pemadaman dilakukan mulai pukul 17.00-20.00 WITA dan 20.00-23.00 WITA untuk wilayah Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik sejak 14-20 September mendatang.

“Ada gangguan pembangkit dan PLTD Sebatik, Sei Bilal dan Sebaung. Estimasi perbaikan 5 hari. Namun, estimasi pemadaman kali lakukan hingga 7 hari. Alhamdulillah kalau sebelum estimasi dapat diselesaikan (gangguan),” ucap Anwar kepada Radar Tarakan, Rabu (15/9).

Dijelaskan, kerusakan yang terjadi pada PLTD Sebatik yakni satu mesin. Perbaikan ini dilakukan pihak ketiga. Dan pihak vendor menjanjikan akan menyelesaikan lima hari. Kemudian, kerusakan satu mesin untuk PLTD Sei Bilal pada overhaul dan untuk peralatan yang akan diganti sudah siap tinggal proses pengerjaan, perakitan serta mengatur mesin.

“Terus di PLTD Sebatik ada juga gangguan pada satu mesin, perbaikan kami pihak ketiga kan. Ada garansi dari vendor 2-3 hari sampai Sebatik semoga di hari kelima sudah dapat operasi semua mesin di Sei Bilal dan Sebatik agar tidak terjadi pemadaman. Semoga lima hari ke depan mesin dapat dioperasikan agar tidak terjadi pemadaman,” jelasnya.

Kemudian, kerusakan yang terjadi di PLTMG Sebaung dari informasi yang pihaknya terima pada mesin. Saat ini sedang dilakukan perbaikan. Dibutuhkan waktu hingga dua pekan lamanya. PT PLN ULP Nunukan memiliki kerja sama dengan pihak ketiga.

“PLTMG Sebaung mesin dari vendor kami beli kWh. Saat ini satu mesin proses polishing atau crankshaft yang tergores. Informasi terakhir hasil koordinasi dengan pihak PLTMG Sebaung polising selama dua minggu kedepan. Karena saat ini sudah dioperasikan, namun tetap ada goresan," bebernya.

Lebih lanjut disampaikan, perbaikan yang dilakukan agar tidak terjadi goresan yang bisa berdampak pada kerusakan bearing. Hal ini di luar kewenangan PLN ULP Nunukan. Dirincikan, mesin paling besar menghasilkan daya yakni PLTD Sei Bilal sebesar 6.800 kW, kemudian PLTMG Sebaung jika semua mesin dioperasikan menghasilkan 2.400 kW dan PLTD Sebatik 2.400 kW. Sehingga, total daya 11.600 kW.

“Beban puncak 13.200 kW. Dan daya kurang total padam 1.600 kW. Jika situasi malam hari dingin penggunaan elektronik kurang tentunya beban daya ikut berkurang. Jadi pemadaman terjadi pada pada industri seperti hotel. Jadwal kami sampaikan dampak terburuk,” tutupnya.

Ari, warga Jalan Pembangunan, Nunukan Barat mengaku jika pemadaman ini sangat mengganggu aktivitas warga. Utamanya yang bersentuhan langsung dengan ekonomi atau usaha.

“Kita terdampak lah. Mana pandemi begini, ditambah lagi listrik padam. Nunukan ini bukan hal baru lagi soal pemadaman listrik. Sebenarnya ini masalah lama, tapi kayak enggak ada solusi jitu,” ujarnya.

Menurutnya seharusnya pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi berpikir agar persoalan listrik enggak berlarut. “Itu dia, setahun bisa sampai berapa kali listrik seperti ini. Anggaran dikelola pemerintah sebenarnya untuk apa, kan untuk kesejahteraan masyarakat. Tapi, kalau masalah seperti ini terus muncul, berarti anggaran diapakan? Masak masalah terus ada bertahun-tahun?” tambahnya.

Ia pun berharap pemda tak hanya berpikir untuk solusi, tapi memikirkan realisasi nyata di bidang kelistrikan. “Padahal listrik dikelola negara. Enggak ada kompetitor. Kalau dari sisi bisnis, enggak ada keraguan untuk berinvestasi di bidang ini, tapi kenapa ada masalah berlarut?” tukasnya. (akz/lim)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X