MANAGED BY:
SENIN
02 OKTOBER
RADAR KALTARA | TARAKAN | BULUNGAN | NUNUKAN | MALINAU | KTT | KULINER | OLAHRAGA | ADV | KRIMINAL

RADAR KALTARA

Rabu, 08 September 2021 10:31
Kebutuhan Daging Sapi Masih Didatangkan dari Luar Daerah
MASIH ANDALKAN LUAR: Pedagang masih memasok daging sapi dari luar, yang mana di KTT tak ada penjual daging sapi./RIKO/ RADAR TARAKAN

TANA TIDUNG - Ketersediaan daging sapi masih saja didatangkan dari luar daerah. Hal tersebut dipicu karena masih minimnya peternak lokal di Kabupaten Tana Tidung (KTT) sehingga kebutuhan akan daging sapi masih mengandalkan daerah luar.

Tak heran penjual daging sapi di Kabupaten Tana Tidung (KTT) juga masih terbilang musiman. “Untuk kebutuhan daging sapi sehari-hari itu tidak ada di Tana Tidung ini. Jadi kalau daging dibutuhkan untuk berjualan terpaksa harus memesan dari luar seperti Malinau dan Tarakan,” ujar Puput salah satu pemilik warung Coto Makassar itu.

Ia mengakui, di Tana Tidung sendiri penjualan daging sapi hanya musiman seperti hari lebaran. “Kalau untuk dijual setiap hari itu tidak ada, jadi harus pesan dulu. Di sini penjual musiman kaya lebaran baru ada dijual kalau hari biasa itu kosong," jelasnya.

Menurutnya, untuk memesan daging sapi juga tidak bisa hanya 1 atau 2 kilogram (kg), karena pedagang tidak mau memesan dalam skala kecil. Jadi pesanan akan ditumpuk sambil menunggu pesanan pembeli lainnya sampai memenuhi kuota barulah daging sapi akan datang dalam dua atau tiga hari ke depan.

“Kalau mau beli 1 atau 2 kg pasti yang jual tidak mau, saya saja harus beli daging sapi dalam skala besar sekali pesan saya bisa 15-20 kg karena memang kebutuhan jualan dan stok,” katanya.

Terpisah, pedagang daging sapi musiman di Pasar Induk Imbayud Taka Tana Tidung Sumiyati (39) mengatakan, daging sapi lokal yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat juga tidak produktif, sehingga saat ada pesanan mayoritas didatangkan dari pedagang di Tarakan atau Bulungan.

“Kalau saya tidak berani kalau harus jual daging sapi tiap harinya, karena di sini konsumsi akan daging masih rendah. Hanya ada acara besar saja kalau hari biasa itu tidak ada yang beli, kalaupun ada paling beberapa kilo," ungkapnya.

Diakuinya, dengan harga jual daging sapi di Tana Tidung Rp 150 ribu per kg, harga tulang Rp 130 ribu biasanya pembeli lebih banyak membeli daging ayam yang harganya jauh lebih murah. Apalagi untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga tidak terlalu tinggi.

“Paling yang jual Coto Makassar saja atau olahan daging yang belinya lebih banyak, itupun pedagang seperti itu cari dan beli sendiri di tempat lain, makanya kita pedagang juga tidak bisa menyiapkan daging setiap hari,” tukasnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Hardani Yusri mengatakan, jumlah konsumsi masyarakat per minggu mencapai satu ton dan stok kurang dari setengahnya. Alhasil membuat daging sapi minus stok yang ada di agen, pasar dan pedagang.

Hardani sendiri berupaya agar terjadi peningkatan hasil peternakan supaya Tana Tidung ini tidak lagi mengambil stok daging sapi dari luar daerah. “Akan tetapi semua itu kita sesuaikan dengan tingkat konsumsi masyarakat, selama ini kan stok masih didatangkan dari luar daerah dan konsumsi masyarakat tidak tercukupi. Tapi yang kita ketahui kebutuhan daging hanya pada momen tertentu saja seperti saat ada hajatan atau hari besar,” pungkasnya. (rko/fly)

 

 

loading...

BACA JUGA

Jumat, 11 September 2015 15:28

Lebih Langsing dengan Berenang

<p>Berenang termasuk olahraga yang menyenangkan. Tetapi kebanyakan orang lebih menganggap olahraga…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers