Sejarah Jalan Penghubung Long Semamu Malinau ke Long Bawan Krayan

- Jumat, 27 Agustus 2021 | 09:57 WIB
GUNUNG SELUKUT: Satu-satunya gunung tinggi yang sering menjadi kendala pembangunan jalan ruas Long Semamu, Malinau ke Long Bawan, Krayan./WILSON UNTUK RADAR TARAKAN
GUNUNG SELUKUT: Satu-satunya gunung tinggi yang sering menjadi kendala pembangunan jalan ruas Long Semamu, Malinau ke Long Bawan, Krayan./WILSON UNTUK RADAR TARAKAN

NUNUKAN - Proyek pembangunan jalan ruas Long Semamu, Malinau ke Long Bawan, Krayan saat ini sedang dalam pengerjaan. Ternyata jalan penghubung ini, sudah ada sejak 1940 silam. Sementara proyek membuka jalur aspal jalan antar Malinau-Krayan ini, sudah berjalan sejak 2002 lalu, hingga sekarang jalan ini belum juga rampung dikerjakan.

Diwawancarai persoalan tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan Daerah Pemilihan (Dapil) Krayan, Wilson mengaku, sejumlah alat berat sudah mulai masuk ke area proyek pengerjaan jalan tersebut. Artinya, persiapan sudah lebih matang dilakukan dan tentunya proyek sedang dalam proses pengerjaan.

Wilson bersaksi, pada zaman dahulu, jalur tersebut sudah merupakan jalan setapak masyarakat Krayan untuk bisa pergi ke Malinau. Sebelum adanya jalur udara menggunakan pesawat dari Malinau untuk bisa ke Krayan. Ya, zaman dahulu, Wilson mengaku para orang tuanya untuk mencapai Malinau harus melalui jalur tersebut dan membutuhkan waktu selama sepekan atau seminggu lebih, karena jalur ini jaraknya 200 kilometer. “Mereka berhari-hari jalan kaki, sampai harus tidur di hutan dan melewati Gunung Selukut, satu-satunya gunung paling tinggi yang harus dilalui saat itu,” cerita Wilson kepada sejumlah awak media, Kamis (26/8).

Melanjutkan cerita dahulu kala oleh orang tuanya, melalui tingginya Gunung Selukut membutuhkan waktu selama beberapa hari. Bayangkan, untuk sampai ke puncak, jika memulai naik gunung tersebut saat waktu masih subuh hari, yang melalui baru akan sampai pada malam harinya.

Gunung Selukut tersebutlah yang menjadi persoalan hingga saat ini, karena untuk mencapai punggung gunung, ternyata sangatlah berat. Diperkirakan, jika gunung tersebut tidak dahulu di aspal, kendaraan apa pun yang mencoba naik gunung tersebut, tidak akan berhasil naik.

Alhasil opsi lain diambil dengan mencoba membuka jalan lereng. Opsi itu juga, menjadikan polemik baru proyek pembangunan jalan di jalur tersebut, karena akan menambah anggaran dan membutuhkan waktu lama untuk harus mengubah rencana dengan opsi yang ada. “Memang sebenarnya, kalau gunung ini sudah terpotong, lewat samping (lereng) bisa aman jalur Malinau-Krayan ini. Nah gunung inilah yang menjadi kendalanya selama ini, gunungnya sangat tinggi, saat mereka bekerja juga tarik-tarikkan menggunakan tali, orang harus mendaki dulu ke gunung ini, alat-alat harus ditarik seperti motor, bagaimana kalau mobil atau alat berat?” ungkap Wilson.

Memang jika jalan aspal sudah melapisi jalur tersebut kemudian jalur tersebut terbuka, sangat akan membantu perputaran perekonomian di Krayan. Harga kebutuhan yang selama ini mahal karena didatangkan lewat udara, pasti sudah akan lebih murah.

Belum lagi ketergantungan BBM dari Malaysia dengan harga yang mahal, tentunya jika nanti jalan tersebut sudah terbuka, sangat diharapkan truk tangki BBM, bisa masuk sampai ke Krayan guna menstabilkan harga yang sangat mahal. “Ya, pasti akan membantu perputaran ekonomi, semua kebutuhan yang selama ini bergantung dari Malaysia, juga sudah bisa terpenuhi dari lokal, tentunya harga bisa lebih murah dari harga mahal karena ketergantungan Malaysia. Untuk menjawab semua persoalan yang ada di Krayan, hanya akses darat ini saja, kalau kita bergantung dengan pesawat, akan menjadi beban pemerintah dengan subsidinya setiap tahun,” beber Wilson.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan belum lama ini memang telah menerima surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) terkait dengan dimulainya pembangunan jalan Malinau-Krayan tersebut.

Proyek tersebut, mulai kembali dikerjakan setelah sempat terkendala. Pembangunan tersebut, sejatinya sudah direncanakan sejak 2002 silam. Pelaksanaan awal proyek, dianggarkan oleh APBD Pemprov Kaltim dan pengerjaan dimulai dari Malinau. (raw/lim)

 

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pembangunan Tiga PLBN di Kaltara Klir

Senin, 6 Mei 2024 | 17:40 WIB

BPPW Target 6.691 SR Air Bersih di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 18:15 WIB

Ada Empat Tantangan Pendidikan di Kaltara

Sabtu, 4 Mei 2024 | 15:30 WIB
X