Kebun Jadi Alternatif Lokasi Isoman

- Senin, 23 Agustus 2021 | 15:28 WIB
BERAKTIVITAS DI KEBUN: Salah seroang anak di Malinau memilih menikmati waktunya di perkebunan milik keluarga. FOTO: HADI ARIS ISKANDAR/RADAR TARAKAN
BERAKTIVITAS DI KEBUN: Salah seroang anak di Malinau memilih menikmati waktunya di perkebunan milik keluarga. FOTO: HADI ARIS ISKANDAR/RADAR TARAKAN

MALINAU - Ragam cara dilakukan masyarakat menjalani isolasi mandiri. Salah satunya dengan berdiam diri di lokasi perkebunan keluarga. Seperti diungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltara, Teguh.

Ia mengaku menerima informasi beberapa komunitas keluarga memilih untuk tinggal sementara di ladang atau perkebunan mereka.

“Jika kampungnya terdampak Covid-19, masyarakatnya banyak yang mengisolasi ke hutan. Informasi demikian saya pernah dengar,” kata Teguh, Minggu (22/8).

Teguh menjelaskan kejadian tersebut pastinya berdampak pada sistem pendidikan. Pihaknya pun memberi toleransi kepada anak didiknya yang menjalani isolasi mandiri. ”Ada beberapa daerah juga memasukkan perihal mengisolasikan diri bagi pasien reaktif di tengah hutan. Bahkan itu dijadikan kebijakan daerahnya,” tambah Teguh.

Kepala Disdikbud Malinau, Fureng Elisa Mou, S.E, M.Si, menjelaskan para peserta didik yang diajak orang tuanya ke hutan menjadi salah satu kendala pihaknya dalam menjalankan pendidikan di Malinau. “Dampak dari kepanikan, beberapa masyarakat di pedesaan melakukan isolasi mandiri di hutan agar dapat terhindar dari virus,” ujar Fureng.

Khusus peserta didik berada di pedesaan yang jaringan internetnya kurang, Disdikbud Malinau mengakali agar wali kelas beserta orang tua peserta didik berdiskusi mencari tempat untuk dilakukan pembelajaran singkat. Selain itu, hanya boleh 4 sampai 5 murid bertetangga saja yang harus hadir dalam pembelajaran singkat tersebut. 

“Untuk murid lainnya, nanti guru yang akan ke tempat berikutnya untuk melakukan pembelajaran singkat,” ungkap Fureng.

Hanya, untuk peserta didik yang berada di dalam hutan, pihaknya terkendala melakukan aktivitas pembelajaran. Lantaran tidak mengetahui letak lokasi dan lokasinya yang terbilang jauh.

Fureng menilai wajar jika sebagian keluarga memilih berada di hutan atau ladang untuk menghindari penyebaran Covid-19. “Hal ini hanya terjadi di beberapa desa yang ada di Kecamatan Sungai Boh saja. Untuk desa lainnya yang berada di Kabupaten Malinau, tidak ada kendala dalam melakukan aktivitas pembelajaran,” tutupnya. (*/hai/lim)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X