TANA TIDUNG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Tana Tidung berdampak pada pelaku usaha, khususnya di bidang kuliner.
Pendapatan mengalami penurunan yang cukup drastis. Salah satunya usaha café yang berada di Jalan Jenderal Sudirman.
"Pendapatan menurun mas, karena konsumen saya biasa menikmati kopi di sini tidak lagi bisa. Karena hanya pesan dan dibawa pulang tidak bisa makan dan minum ditempat," ujar Cura pemilik cafe, Rabu (4/8).
Ia mengaku sebelum diberlakukannya PPKM Level 3 bisa mendapatkan omzet Rp 1,2 juta per hari. Namun sekarang hanya bisa mendapatkan rata-rata Rp 500 ribu per hari.
"Meski corona biasanya ada aja, omzet juga masih bisa dapat Rp 1,2 juta, kalau sekarang Rp 500 ribu pun sudah bersyukur tentu ini juga menjadi keluhan kami sebagai pedagang," ungkapnya.
Ia berharap PPKM tidak diperpanjang, jika diperpanjang akan sangat berdampak kepada pedagang.
"Mudahanlah tidak diperpanjang lagi, kasian kami yang punya keluarga karena pendapatan sama pengeluaran kami tidak sepadan," keluhnya.
Hal yang sama juga disampaikan pemilik warung makan Erni. Ia mengatakan, sekarang sama seperti era PSBB tidak boleh makan ditempat.
“Sekarang PPKM juga sama sehingga kami yang berjualan pendapatannya menurun," aku Erni.
Namun, menurutanya, PPKM di Tana Tidung tidak sama dengan PPKM di kota- kota yang mana para pedagang sangat terdampak lebih dibandingkan di Tana Tidung.
"Alhamdullilah meski PPKM ini diterapkan tidak terlalu terasa betul. Ya, meski pendapatan kami menurun tidak terlalu lah karena kan tempat kita punya sendiri beda dengan yang nyewa itu terasa sekali," jelasnya. (rko/ana)