Sediakan Makanan untuk Warga Isoman hingga Pelajar

- Selasa, 3 Agustus 2021 | 15:20 WIB
INSPIRASI: Pemuda Masjid Hujan Assalam membagikan makanan kepada warga sekitar masjid. DOKUMENTASI PEMUDA MASJID HUJAN ASSALAM
INSPIRASI: Pemuda Masjid Hujan Assalam membagikan makanan kepada warga sekitar masjid. DOKUMENTASI PEMUDA MASJID HUJAN ASSALAM

Mungkin nama Masjid Hujan Assalam pernah terdengar di telinga masyarakat, masjid yang aktif dalam menjalankan kegiatan sosial ini baru berdiri sejak 2 tahun belakangan di Tarakan. Kehadiran Masjid Hujan Assalam memberikan jawaban tentang wajah Islam di tengah maraknya isu SARA dalam berbagai hal, baik skala nasional maupun global.

DIDIRIKAN oleh 3 pemuda yang bermacam latar belakang. Akhirnya masjid Hujan Assalam hadir membawa berkah dan kebaikan bagi masyarakat. Membagikan bantuan makanan bagi masyarakat Isoman, membagi beras setiap bulan kepada warga sekitar masjid sampai menjamin makanan pelajar di luar negeri yang tidak mampu, sudah dilakukan masjid Hujan As-salam secara rutin.

Rezky Seftiansyah Putra, Presiden Masjid Modern Hujan Assalam menerangkan, didirikannya Masjid Assalam bertujuan untuk menyiarkan wajah islam dalam memberikan kebaikan pada semua orang. Tidak hanya seorang muslim, namun masjid Assalam juga kerap membantu masyarakat non muslim yang membutuhkan bantuan.
“Jadi awalnya kami mendirikan masjid ini bertiga, saya dan teman saya seorang dosen dan satunya lagi polisi. karena kami mendapat nasehat dari seorang guru kami, Kyai lah, kalau membangun peradaban, kita tidak bisa lagi membangun wadah lain tapi harus bangun masjid. Jadi akhirnya kami bertiga ini nyari-nyari tempat mau membangun masjid, ternyata diwakafkan tanah ini,”ujarnya, (2/8).

“Masjid ini dulu milik pribadi seseorang, dulunya ini mushola. Setelah orangnya meninggal dan mushola ini tidak terurus, akhirnya diwakafkan dengan kami. Akhirnya kami buat yayasan namanya hujan As-salam. Akhirnya semua kegiatan kita itu, di masjid,” sambungnya.

Masjid yang didirikan pada Desember 2019 lalu ini, memiliki organisasi yang terstruktur dan memiliki banyak program bantuan kepda masyarakat. Selain itu, masjid Hujan Assalam juga memiliki pesantren untuk menampung anak-anak tidak mampu. “Dalam perjalannya dari kegiatan antar bantuan sembako, kita banyak menemukan anak usia sekolah tapi disuruh kerja. itu kita berpikir bagaimana lembaga pendidikannya, akhirnya singkat cerita, 31 Juli 2020, kita buat pesantren di belakang masjid,” tukasnya.

“Kami menampung 34 santri secara gratis, dibiayai oleh masjid ini. Di belakang ini ada gedung belajarnya dan asrama. Totalnya ada 12 kamar di sana. Kondisi santri ada yang yatim piatu, ada yang orangtuanya tinggal di Kota dan ada juga yang mampu. Ketika orangtua yang mampu mau bersedekah untuk kegiatan belajar kita terima. Tapi kita tidak mewajibkan juga,” tuturnya.

Bagi pria dari empat orang anak tersebut, masjid Hujan Assalam sendiri memiliki makna filosofi ialah menjunjung tinggi persatuan dalam memberikan kebaikan bagi semua mahkluk.

“Jadi masjid ini dibangun dari awal kita niatnya memang niatnya untuk membantu orang sebanyak-banyaknya tanpa terkecuali latar belakang agamanya. Makanya namanya hujan As-salam. Karena filosofi hujan ini tidak jatuh sendiri tapi berjamaah dan As-salam artinya kebaikan dan keberkahan. Jadi dengan melakukan sesuatu secara berjamaah maka kita bisa memberikan keberkahan pada orang lain,” tuturnya.
Didirikan dengan niat berbagi, Masjid Hujan Assalam terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung. Tidak hanya itu, masjid ini juga rutin menyediahkan makanan berat bagi siapa saja yang datang setiap hari. “Jadi Masjid Assalam ini bukan hanya milik masyarakat sekitar sini tapi milik semua ummat. Setiap hari kami menyediahkan makanan, siapa saja boleh datang makan. Baik orang yang mau salat maupun tidak tetap bisa makan,” tuturnya.

“Pintu masjid tidak pernah dikunci dan memang kami tidak sediakan pengunci. Dengan maksud siapa saja boleh datang dan kapan saja dia mau. Kami juga tidak pernah mematikan lampunya jadi masjid ini terang 24 jam. Siapa pun mau datang, terlepas dari urusan ibadah atau tidak silakan, masjid ini terbuka untuk siapa saja,” sambungnya.
Ia dan pengurus lain ingin menunjukkan wajah Islam dalam Masjid Hujan Assalam yang terbuka dan memberikan kenyamanan dan keberkahan kepada siapa saja. “Kami ingin menunjukan bahwa beginilah Islam sesungguhnya. Sangat terbuka, rahmatil lilalamin. Menjadi berkah kepada semua orang. Kami menyediahkan Wifi yang bisa digunakan semua orang. Siapa saja boleh singgah beristirahat dan makan di sini,” tuturnya.

Di masa pendemi, pihaknya juga turut berkontribusi dalam memberikan bantuan makan gratis setiap kepada masyarakat yang isoman. Bahkan makanan tersebut diantarkan langsung ke rumah masyarakat meminta bantuan. “Kami memberi beras kepada warga sekitar setiap bulannya, agar warga di sini tidak ada kesulitan makan. Kami juga membagikan makanan kepada siapa saja yang melakukan isolasi mandiri (isoman) untuk umum. Kami siap antarkan sampai ke rumahnya,” terangnya.

Tidak cukup sampai di situ, bahkan keberkahan terus dilakukan Masjid Hujan Assalam pada pelajar dan mahasiswa di luar negeri. Setidaknya dalam setiap bulan masjid ini mengirimkan beras secara rutin bagi pelajar kurang mampi di luar negeri. “Selain memberi bantuan beras kepada kaum duafa di Kaltara kami iuga membantu mengirim beras ke mahasiswa yang kuliah di luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darusaalam, Mesir dan Sudan. Yang rutin kita antarkan beras. Totalnya setiap bulan 1,5 ton beras untuk mahasiswa di Kaltara (luar Tarakan) dan luar negeri,” tuturnya.

Meski tidak ingin dikenali lebih jauh secara publik, Namun Rezky menerangkan baginya dan pengurus lainnya  harta merupakan titipan yang suatu saat akan dikembalikan kepada pemilik-Nya. Sehingga menurutnya, harta merupakan titipan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan juga dapat dikembalikan sebaik-baiknya.
“Kami berpikir begini, harta ini hanya titipan dan suatu saat akan kembali diambil oleh yang punya. Tugas kita hanya menjaga dan menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan. Bahasa kasarnya kami ini hanya pembantu Allah. Tinggal bagaimana kita memandang harta dunia itu, apakah kita melihatnya sebagai sumber pahala atau kesenangan dunia,” pungkasnya. (*/zac/lim)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X