Stok Oksigen Menipis, Ini yang Dilakukan RSUD Tarakan

- Jumat, 23 Juli 2021 | 13:19 WIB
RSUD Tarakan
RSUD Tarakan

TARAKAN - Stok  oksigen tabung di rumah sakit kian menipis. Dampaknya krisis oksigen ini tak hanya dirasakan oleh pasien Covid-19, namun juga pada pasien yang hendak melakukan operasi terencana karena krisis ini, pihak rumah sakit terpaksa melakukan penundaan terhadap layanan operasi terencana. 

Kepada Radar Tarakan, Plt. Direktur Umum RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro, Sp.A mengatakan bahwa peningkatan jumlah pasien yang dirawat pihaknya membuat stok oksigen menipis. Ia menyebutkan 80 persen dari 70 pasien yang dirawat di RSUD Tarakan tengah menggunakan oksigen sehingga dengan kondisi tersebut membuat pihaknya harus menyediakan 200 tabung oksigen.

“Yang menjadi persoalan itu adalah ketersediaan oksigen. Kami bahkan harus mengambil langsung di pabriknya di Kelurahan Juata Laut. Itupun harus antre dengan rumah sakit lain yang juga membutuhkan oksigen,” ungkap 

Dikatakan Franky, sebelum pandemi Covid-19 pihaknya mampu menyediakan 40 tabung per hari. Namun kondisi saat ini memaksa pihaknya untuk menyediakan tabung oksigen dengan lebih cepat setiap hari, sehingga jika pihaknya hanya mendapatkan 5 tabung oksigen, maka jumlah tersebut akan dibawa langsung ke RSUD Tarakan untuk dimanfaatkan para tenaga medis dalam melakukan penanganan terhadap pasien.

Masa gelombang kedua pandemi Covid-19 ini dikatakan Franky membuat pihaknya lebih banyak menggunakan tabung oksigen. Masih tergambar jelas dalam ingatan Franky saat gelombang satu pandemi Covid-19 yang terjadi di 2020 lalu tidak membuat rumah sakit berebut ketersediaan stok tabung gas oksigen. Namun saat ini empat rumah sakit di Tarakan seluruhnya melakukan perebutan tabung oksigen, hingga membuat RSUD Tarakan menggerakkan 6 mobil pick up yang siap mengambil tabung oksigen ini.

Akibat stok tabung gas oksigen yang terbatas ini, Franky mengungkapkan bahwa pihaknya terpaksa melakukan operasi terencana pada pasien, terhitung sejak dua minggu kedepan. Namun pelaksanaan operasi darurat tetap dilakukan sebab tidak dapat ditunda. 

“Yang kami prioritaskan untuk menggunakan tabung oksigen itu adalah pasien operasi darurat, pasien Covid-19, ICU dan jantung. Operasi terencana ini ditidakan mulai hari ini (kemarin) sampai dua minggu kedepan karena oksigen tidak cukup, tenaga juga tidak cukup,” pungkasnya. (Shy/udn)

*Selengkapnya baca SKH Radar Tarakan edisi Sabtu, (23/7).

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X