TARAKAN - Kesulitan masyarakat untuk melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) di Rumah Sakit Kota Tarakan (RSUKT) ternyata diakibatkan terbatasnya ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Pandemi Covid-19 ternyata menyerang beberapa tenaga kesehatan (nakes) di RSKUT, sehingga layanan PCR akhirnya ditutup sementara.
Plh. Direktur RSUKT, Totok Subroto mengatakan bahwa berdasarkan tracing yang dilakukan pihaknya, terdapat beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 di antaranya adalah posisi analis sebanyak 4 orang sementara yang menangani mesin PCR ialah analis di RSUKT.
“Ada 8 analis yang mengerjakan semuanya seperti pengambilan swab, pemeriksaan mesin, penginputan data, sementara sudah ada 4 analis yang terpapar. Jadi kami khawatir kalau kami tidak melakukan pembatasan,” ungkap Totok.
Totok juga mengatakan, sisa 4 analis ini tidak mungkin mengisi tiga shift. Apalagi dalam satu hari pihaknya hampir mendapatkan 50 permintaan PCR. Sehingga membuat para analis menjadi kewalahan bahkan sampai melakukan lembur kerja.
“Makanya sementara ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. PCR itu hari Selasa kemarin terakhir pada pelaksanaan dan pemberian hasilnya,” jelas Totok. (shy/eza)
Selengkapnya baca SKH Radar Tarakan edisi Kamis (15/7).