GeNose Tidak Digunakan Selama PPKM

- Rabu, 14 Juli 2021 | 09:46 WIB
TUTUP SEMENTARA: Pelayanan GeNose C19 di Bandara Juwata Tarakan tutup sementara selama penerapan PPKM. FOTO: JANURIANSYAH/RADAR TARAKAN
TUTUP SEMENTARA: Pelayanan GeNose C19 di Bandara Juwata Tarakan tutup sementara selama penerapan PPKM. FOTO: JANURIANSYAH/RADAR TARAKAN

TIDAK digunakannya GeNose C19 sebagai alat skrining Covid-19 selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali dan PPKM berbasis mikro, dikarenakan harga dari GeNose C19 yang lebih murah dibandingkan alat skrining lainnya yakni swab antigen dan RT PCR.

Pelaksana layanan GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I dan Bandara Juwata Tarakan, dr. Wira Negara Tan mengatakan, harga GeNose C19 yang murah menjadi penyebab tidak digunakannya selama PPKM darurat dan PPKM mikro. "PPKM yang diterapkan pemerintah ini tujuannya tidak lain memberikan batasan kepada masyarakat untuk berpergian, mengingat angka kasus Covid-19 terjadi peningkatan signifikan di sejumlah daerah di Indonesia," tuturnya, Selasa (13/7).

"Harga untuk sekali skrining GeNose C19 hanya Rp 50 ribu, murahnya harga GeNose C19 ini membuatnya tidak digunakan sementara selama penerapan PPKM, seandainya GeNose C19 masih bisa digunakan selama PPKM, tentu tidak akan mengurangi pembatasan kegiatan masyarakat karena harganya yang murah," ungkapnya.

Dirinya menilai dengan tidak digunakannya GeNose C19 sebagai alat skrining Covid-19, secara otomatis masyarakat yang ingin berangkat harus menggunakan swab antigen atau RT PCR yang harganya lebih mahal dibandingkan GeNose C19.

"Jadi kalau harga skriningnya mahal, otomatis masyarakat berpikir dua kali lagi untuk berangkat, berbeda kalau murah seperti GeNose C19, orang pasti tetap ingin berangkat," ungkapnya.

Adapun tidak digunakan GeNose C19 selama PPKM, dirinya nilai sifatnya hanya sementara, setelah selesai penerapan PPKM, GeNose C19 bisa digunakan kembali untuk keberangkatan. "Memang yang diakui sejauh ini oleh WHO swab antigen dan RT PCR, sementara GeNose C19 ini kan masih baru barangnya, sebenarnya dari luar Indonesia sudah ada permintaannya, tapi produksinya terbatas dan masih diusahakan untuk pemenuhan di dalam negeri sendiri," ujarnya.

Adapun ke depan inovasi terhadap GeNose C19 akan terus dilakukan, nanti GeNose C19 bisa mendeteksi varian baru dari Covid-19.  "Varian baru seperti Delta dan varian lainnya bisa dideteksi oleh GeNose C19 nantinya, selain itu dengan menggunakan GeNose C19 juga bisa mendeteksi berbagai penyakit melalui pemeriksaan pernafasan yang sudah dihembuskan," pungkasnya. (jnr/lim)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB

Dinkes Bulungan Tambah Ambulans dan Nakes

Jumat, 22 Maret 2024 | 13:00 WIB
X