Di Tarakan, Permintaan Darah Plasma Konvalesen Meningkat

- Selasa, 13 Juli 2021 | 10:46 WIB
MENINGKAT: Meningkatnya kasus Covid-19 di Tarakan juga ikut meningkatkan permintaan akan darah plasma konvalesen. /DOKUMENTASI PMI TARAKAN
MENINGKAT: Meningkatnya kasus Covid-19 di Tarakan juga ikut meningkatkan permintaan akan darah plasma konvalesen. /DOKUMENTASI PMI TARAKAN

TARAKAN - Adanya peningkatan kasus Covid-19 di Tarakan, permintaan akan plasma konvalesen juga ikut mengalami peningkatan. Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali menjadi salah satu kendala dalam pemenuhan darah plasma konvalesen, karena diperketatnya syarat keluar dan masuk ke daerah tertentu.

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Tarakan, Amrin mengatakan, adanya PPKM darurat Jawa-Bali, tentu menjadi kendala berat dalam pemenuhan kebutuhan akan plasma konvalesen, selama ini pasokannya dari Gresik, Tangerang dan Jakarta. “Hingga hari ini, untuk yang permintaan darah konvalesen ke PMI Kota Tarakan sudah antri lima pasien. Namun saat ini sulit menemukan pendonor darah plasma konvalesen, karena daerah pemasoknya sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19, belum lagi ada penerapan PPKM darurat di daerah pemasok,” tuturnya, Senin (12/7).

Dirinya menjelaskan, plasma konvalesen merupakan darah dari penyintas Covid-19, orang yang pernah terpapar Covid-19 dan sembuh.

“Hingga saat ini kami belum bisa memenuhi permintaan lima pasien yang menunggu. Sempat beberapa waktu lalu kami datangkan dari Samarinda. Namun, di sana kasusnya juga naik, mereka juga butuh untuk penanganan di rumah sakit yang ada di Kaltim,” ungkapnya.

Pihaknya saat ini tidak bisa berbuat banyak terkait pemenuhan kebutuhan akan  plasma konvalesen, pihaknya hanya bisa memfasiltiasi dan menunggu hingga kebijakan PPKM darurat selesai pada 20 Juli mendatang.

“Untuk alat apheresis untuk darah plasma konvalesen itu yang kami tidak ada. Alatnya ada di RSUD, tapi dalam kondisi error. Harapan kami ya RSUD Tarakan bisa melakukan perbaikan dan mengolah darah plasma konvalesen lebih cepat,” tuturnya.

Terpisah Plt Direktur RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro, Sp.A, mengatakan, alatnya sudah ada, namun karena adanya perubahan voltase listrik di RSUD Tarakan berpengaruh pada alat tersebut sehingga terjadi kerusakan pada sistem elektronik. “Sempat digunakan beberapa kali dapat plasma, namun karena kondisi voltase listrik yang naik turun membuat alat tersebut mengalami kerusakan,” tuturnya.

Pihaknya sendiri sudah menyiapkan ruangan tersendiri yang diperuntukan bagi alat tersebut, dimana ruangan tersebut voltase listriknya lebih stabil dibandingkan sebelumnya. Terkait perbaikan alat tersebut, pihaknya sudah berkordinasi dengan pusat terkait perbaikannya, nanti akan mengirimkan tim teknis perbaikan alat tersebut.

“Kami sudah koordinasi ke pusat dan bersurat ke pusat, karena di Jawa masih penerapan PPKM darurat. Diharapkan tim teknis ini bisa datang, mudahan satu atau dua minggu sudah bisa diperbaiki,” tuturnya.

Penggunaan darah plasma konvalesen untuk terapi Covid-19, merupakan salah satu terapi alternatif dari banyaknya terapi Covid-19. “Kalau dibilang penting, sangat penting, tapi kembali lagi terapi menggunakan darah plasma konvalesen hanya terapi alternatif dari banyaknya terapi lain, hingga kini belum ada yang menjadi pegangan utama,” pungkasnya. (jnr/lim)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X