TARAKAN - Kehadiran GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I (SDF), sebagai langkah memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan alat screening yang lebih murah dan cepat sebelum keberangkatan.
Pelaksana layanan GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I, dr. Wira Negara Tan mengatakan, selain memberikan proteksi diri kepada penumpang yang akan berangkat, kehadiran GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I tidak lain untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat yang membutuhkan alat screening yang murah dan cepat sebelum berangkat. “Cukup 3 sampai 5 menit hasilnya sudah kita ketahui, GeNose C19 ini juga untuk memfasilitasi penumpang yang akan berangkat menggunakan speedboat reguler ke daerah yang masih wajib menunjukkan surat bebas Covid-19 yang didapatkan dari GeNose, rapid test antigen dan PCR, seperti Malinau,” ujarnya, Jumat (18/6).
Namun pihaknya tetap mempersilahkan masyarakat yang akan menuju ke daerah lain untuk bisa menggunakan GeNose C19 untuk memastikan dirinya aman ketika akan berangkat, cukup membayar Rp 40 ribu dan memberikan identitas KTP sudah bisa menggunakan GeNose C19. “Sebenarnya akan lebih aman bila semua jalur pelayaran menerapkan kewajiban untuk screening baik itu menggunakan GeNose, rapid test antigen dan PCR, karena kita tahu sendiri saat ini mulai terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa daerah, terlebih ada varian baru yang harus lebih kita waspadai,” tuturnya.
Adapun daerah Malinau yang masih menerapkan kebijakan wajib menunjukkan surat bebas tidak lepas dari pengalaman pada tahun 2020. Banyak ditemukan kasus Covid-19 yang masuk dari luar melalui pintu Tarakan. “Mungkin Malinau masih menerapkan wajib menujukkan surat bebas Covid-19, karena mengantispasi untuk peningkatan kasusnya,” ujarnya.
Kehadiran GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I yang mulai beroperasi pada 16 Juni, tidak lepas setelah 1 bulan mengurus proses administrasi melalui Pemprov Kaltara. Adapun payanan GeNose C19 dibuka mulai pukul 07.00 WITA sampai dengan 17.00 WITA setiap harinya dengan dukungan tenaga dokter dan 2 unit alat yang dipastikannya tidak membuat antrian panjang.
“Sebenarnya kami menyiapkan 3 unit alat, namun animonya yang masih kurang dalam 1 hari ada sekitar 20 orang lebih yang menggunakan GeNose, jadi 1 unit alatnya kami kembalikan lagi ke bandara. Total dari kami semuanya ada 6 unit alat, 2 di Pelabuhan Tengkayu I dan 4 di bandara,” ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayaran pada Dishub Kaltara, Datu Iman Suramanggala mengatakan, kehadiran GeNose C19 di Pelabuhan Tengkayu I bisa menjadi pilihan. Menurutnya bisa dimanfaatkan masyarakat yang ingin berangkat langsung menaiki pesawat. “Jadi menurut saya itu bisa jadi pilihan masyarakat yang ingin berangkat langsung menggunakan pesawat, karena untuk kewajiban untuk GeNose, rapid test antigen ataupun PCR setahu saya saat ini belum ada kewajiban untuk speedboat reguler,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, adapun Malinau sempat menerapkan kewajiban untuk screening sebelum masuk ke wilayahnya pada saat menjelang Lebaran, namun setelah itu dirinya tidak mendapatkan informasi lagi apakah masih diterapkan atau tidak. “Biasanya kalau masih diterapkan, pasti ada surat edaran bupatinya sampai ke kita, tapi sekarang belum ada, apakah saya belum tahu atau bagaimana, tapi biasanya dikonfirmasikan ke kita,” jelasnya. (jnr/lim)
