Kebutuhan Plasma Konvalesen Disuplai dari Luar

- Kamis, 17 Juni 2021 | 10:07 WIB

TARAKAN - Beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan permintaan akan darah plasma konvalesen penyintas Covid-19. , adapun untuk pemenuhan darah plasma di Tarakan Palang Merah Indonesia (PMI) Tarakan masih mengalami kendala dari peralatannya yang belum ada.

Sekretaris PMI Tarakan, Amrin mengatakan, belum lama ini, RSUD Tarakan sudah memiliki alat, namun pada saat alat datang hanya bisa beroperasi beberapa kali. Masih terkendala satu alat lain yang belum ada yakni UPS yang memengaruhi pada tekanan listrik akibatnya hingga saat ini plasma darah konvalesen belum bisa diproduksi di RSUD Tarakan. “Perlu diketahui darah plasma konvalesen ini,  sangat bermanfaat untuk terapi pengobatan Covid-19,” bebernya, Rabu (16/6).

Terkait permintaan darah plasma konvelesen yang sampai saat ini masih tetap ada, pihaknya menyiasati pemenuhan darah plasma konvelesen dengan memfasilitasi permintaan yang ada ke PMI Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kota Tangerang, Banten dan DKI Jakarta. Pertimbangannya tidak semua PMI dan rumah sakit yang ada di Kalimantan memiliki alat untuk memproduksi darah plasma konvelesen.

“Kalau di Kaltim memang ada rumah sakit yang memiliki alatnya, tapi kebutuhan mereka jauh lebih tinggi, jadi tidak bisa dibagikan ke kami. Adapun pihak yang paling banyak membantu kami saat ini dalam pemenuhan akan darah plasma konvelesen, dari PMI Gresik,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, untuk mendapatkan darah plasma konvelesen, beban biaya yang timbul dibebankan kepada para pengguna darah plasma konvelesen, dimana untuk satu kantong darah plasma biaya penggantinya bisa mencapai Rp 2 juta ditambah tiket petugas yang mengambil darah Rp 3 juta untuk sekali jalan ke Surabaya. “Darah plasma konvelesen ini harus diambil oleh petugas, karena sample harus dibawa petugas ke PMI yang dituju, sampelnya harus dibawa kembali. Adapun untuk petugas yang mengambil sample juga ada kendala, kesulitan melaporkan ke petugas kesehatan pelabuhan dan Bea Cukai, apalagi, plasma ini merupakan komponen organ,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa beberapa kali darah yang dibawa mengalami kendala di lapangan, di antaranya tak lolos pada pemeriksaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Balikpapan. Meski sudah komunikasi beberapa kali, saat transit di Balikpapan tertahan lagi, bahkan, petugasnya juga sempat terpaksa menginap di Balikpapan untuk mengurus perizinan. “Padahal izinnya sudah kami urus pada saat keberangkatan dari Gresik, namun namanya beda pimpinan, beda daerah jadi beda kebijakan, meski instansi sama,” ucapnya.

Dirinya berharap, alat produksi darah plasma konvelesen yang ada di Tarakan bisa dimaksimalkan dan difungsikan sehingga kebutuhan plasma ke depan, bisa diatasi. Terutama jika terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Tarakan, sehingga rumah sakit harus segera mengoperasikan alat produksi plasma. “Penyembuhan melalui terapi plasma konvelesen ini sangat cepat. Salah satu penerima plasma ini, dr. Edy Samudro saat mendapatkan perawatan medis akibat terpapar Covid-19. Kita juga bersyukur, dalam waktu tiga bulan ini permintaan darah plasma sudah turun, karena penularan Covid-19 sudah menurun,” ujarnya.

Sementara itu Plt Direktur RSUD Tarakan, dr. Franky Sientoro, Sp.A, saat dikonfirmasi terkait alat yang digunakan untuk darah plasma konvelesen, hingga saat ini alat tersebut belum bisa digunakan karena masih dalam proses perbaikan.

“Masih dalam proses perbaikan, kita harapkan segera bisa digunakan lagi, karena keberadaan alat ini sangat penting untuk untuk terapi pengobatan Covid-19,” sinkatnya. (jnr/lim)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X