Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat siswa dalam berkarya. Kika Putri Sari, berhasil meraih juara lomba dakwah online tingkat nasional.
PIJAI PASARIJA
BAKAT siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Tanjung Selor ini telah terlihat sejak duduk di bangku kelas IV sekolah dasar (SD). Kejuaran tingkat nasional pada bidang seni tari berhasil diraih. Prestasi siswa yang akrab disapa Kika ini tidak berhenti sampai di situ saja. Di bidang seni sastra berhasil meraih juara II tingkat provinsi.
Kemudian, prestasinya berlanjut di bidang agama. Seperti, tartil Alquran dan dakwah. Namun, prestasi anak kedua dari pasangan Ahmad dan Nurmiah lebih dominan pada dakwah.
Mendapat informasi dari rekannya ada perlombaan yang diselenggarakan oleh syiar dakwah. Pada tanggal 13 April siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tanjung Selor ini pun akhirnya mendaftar bersama 102 peserta dari 34 provinsi. Berkat video dakwah dengan tema ‘Keutamaan Membaca Alquran’ berhasil membawa dirinya masuk babak sembilan besar. “Masuk sembilan besar saya disuruh membuat video dakwah lagi,” ungkap siswa berhijab ini.
Video dakwah yang mengangkat tema ‘Kemuliaan Lailatul Qadar’ berhasil membawa siswa kelahiran Tanjung Selor, 4 Agustus 2005 ini berhasil masuk babak delapan besar. “Tanggal 7 Mei diumumkan kalau saya masuk final bersama tiga peserta lainnya dari NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Jawa Timur (Jatim),” ujarnya.
Meski sudah meraih juara tingkat nasional, Kika mengaku biasa saja. Sebab, raihan ini bukan kali pertama diraihnya. “Alhamdulillah, saya sudah sering ikut lomba juga. Terus jarang tidak juara,” katanya.
Dengan prestasi yang sudah diraih, siswa anak kedua dari tiga bersaudara ini pun optimistis bisa meraih juara di tingkat nasional lainnya. “Saya belajar dakwah ini otodidak melalui Youtube. Enggak ada yang membimbing,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Tanjung Selor, Sarjono mengatakan, sejak dini Kika memang sudah memilik bakat. Sehingga saat melanjutkan pendidikan ke SMP hanya tinggal meningkatkan bakat yang sudah ada. “Kami membimbing juga sudah tidak susah. Tidak perlu mulai dai nol,” bebernya.
Menurutnya, bakat yang dimiliki Kika sudah terlihat sebelum wabah pandemi. Namun, karena pandemi pengembangan prestasinya terhambat. “Tetapi, saya berharap siswa saya ini ke depan bisa terus berprestasi,” ujarnya. (***/eza)