Jelang Kemarau Waspada Karhutla

- Senin, 14 Juni 2021 | 15:49 WIB
Bupati Bulungan, Syarwani./DOK
Bupati Bulungan, Syarwani./DOK

TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan memastikan atensinya terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mengingat, berdasarkan pertemuan bersama dengan BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor, akhir Juni ini telah memasuki musim kemarau.

Bupati Bulungan, Syarwani mengungkapkan, di musim kemarau ini, khususnya di daerah yang dinakhodainya saat ini tak ditampik mengenai potensi terjadinya karhutla itu tetap ada. Oleh karenanya, sejak dini pihaknya berupaya untuk dapat meminimalisirnya. Meski, memang di setiap musim kemarau acap kali ditemui kejadian karhutla.

“Tapi, dari diskusi bersama BMKG. Tentu mereka sudah ada deteksi titik api. Kami memang berupaya melangsungkan pertemuan guna meminimalisirnya,” ungkap Bupati.

Ditanya mengenai wilayah yang potensi terjadi karhutla, Bupati menyebutkan bahwa berdasarkan kejadian beberapa tahun ke belakang. Potensi karhutla itu acap kali terjadi di wilayah timur. Tentunya, mengaca dari kejadian tersebut, di tahun ini atensi tentu patut untuk diberikan. “Wilayah timur ini yang menjadi salah satu wilayah yang potensi. Meski, di beberapa wilayah lainnya pun tetap ada,” ujarnya.

Namun, mengenai karhutla ini tidak hanya disebabkan pada aktivitas petani yang tengah membuka lahan. Tetapi, ada kegiatan pembakaran hutan lainnya semisal untuk perkebunan investasi. Bicara perkebunan tentunya mereka tidak hanya membuka kawasan dengan jumlah sedikit. Melainkan, bisa mencapai ribuan hektare.

“Ya, ini yang terkadang membuat sulit dalam membedakannya saat dilakukan penindakan. Karhutla ini bisa disebabkan aktivtas perladangan ataupun aktivitas kegiatan investasi pembukaan kawasan perkebuan dan lainnya,” jelasnya. “Meski, di sini mengenai pembukaan kawasan ladang jauh lebih ringan dibandingkan perkebunan,” timpalnya.

Tetapi, bukan berarti petani di sini dapat secara langsung melakukan pembakaran lahan. Jika memiliki kawasan hingga 100 hektare dan dibakar, ini tentu akan memberikan dampak besar. “Saran saya koordinasi dan komunikasikan dahulu sebelum dimulai. Sehingga ini dapat memudahkan petugas tatkala terjadi suatu hal yag tak diinginkan bersama,” ucapnya.

Di sisi lain, soal karhutla ini merupakan sebuah isu internasional. Alasannya, karena terkadang di daerah ini bisa saja mendapat dampak dari aktivitas pembakaran hutan dan lahan dari daerah lain. Tetapi, hal terpenting adalah jangan sampai daerah ini menjadi pengirim dari dampak asap dan lainnya ke daerah atau negara lain. “Muaranya adalah pada koordinasi dahulu. Aparat keamanan kami yakini pun sudah memikirkan hal ini juga,” jelasnya. (dni/eza)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X