Bangun PLTA di Kaltara, Bangun Juga Kawasan Ekonomi dan Industri Hijau

- Kamis, 10 Juni 2021 | 17:32 WIB
Presiden Jokowi menekankan pentingnya pembangunan industri hijau (“green industry”) ramah lingkungan. (antara)
Presiden Jokowi menekankan pentingnya pembangunan industri hijau (“green industry”) ramah lingkungan. (antara)

 Menghidupkan industri di provinsi muda bukan sesuatu yang mudah, terlebih seiring dengan tuntutan kelestarian alam sekitarnya. Namun hal itu tak lantas melemahkan semangat Indonesia membangun Smart-Eco Industrial Parks.

Indonesia sejatinya telah lama berupaya keras mengembangkan industri hijau sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Dalam pertemuan mengenai perubahan iklim di Copenhagen pada 2009 misalnya, Indonesia mematok National Determined Contribution (NDC), yakni pada 2020 mengurangi emisi sebesar 29 persen dengan upaya sendiri (Bussines as Usual/BAU) dan sampai 41 persen dengan bantuan internasional.

Oleh karena itulah salah satunya kemudian Presiden Joko Widodo fokus mengembangkan ekonomi hijau (“green economy”), termasuk kawasan industri hijau (“green industrial park”).

Sebelumnya, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbang) 2021  di Istana Negara Jakarta pada 4 Mei, Presiden Jokowi menekankan pentingnya pembangunan industri hijau (“green industry”) ramah lingkungan.

Energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri hijau tersebut juga berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

“Transformasi energi baru dan terbarukan harus dimulai. ‘Green economy’, ‘green technology’, dan ‘green product’ harus diperkuat agar bisa bersaing di pasar global. Dan, kita sudah merencanakan pembangunan ‘green industrial park’, kawasan industri hijau di Kalimantan Utara,” papar Jokowi saat itu.

Kala itu Jokowi berharap tenaga air (hydro power) di Sungai Kayan, Kalimantan Utara, dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sumber energi ini akan menghasilkan energi hijau, energi baru terbarukan.

Jokowi kembali menegaskan keinginannya itu pada KTT P4G (Partnering for Green Growth and Global Goals 2030) secara virtual, Minggu (30/5). Katanya, Indonesia sedang mengembangkan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara yang berpotensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.

Industri hijau atau industri ramah lingkungan merupakan industri yang dalam proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Penerapannya diharapkan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

Selain itu, kalangan industri juga didorong melakukan upaya-upaya penerapan ekonomi sirkar dalam pengelolaan industri antara lain melalui implementasi konsep 5R, yaitu “Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, Repair”.

Melalui upaya itu diharapkan material mentah dapat digunakan berkali-kali dalam berbagai daur hidup produk, sehingga ekstraksi bahan mentah dari alam bisa lebih efektif dan efisien.

Selain itu, pendekatan “circular economy” juga akan mengurangi timbulan limbah yang dihasilkan, karena sebisa mungkin limbah yang dihasilkan akan diolah lagi menjadi produk dan sekaligus bisa memberi nilai tambah secara ekonomi

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X