DLH Usulkan Penambahan Tanggul Pemecah Ombak

- Kamis, 10 Juni 2021 | 11:59 WIB
TERKIKIS: Ombak laut terus mengisi bibir pantai dan mengakibatkan abrasi./DOKUMENTASI PEMKAB NUNUKAN
TERKIKIS: Ombak laut terus mengisi bibir pantai dan mengakibatkan abrasi./DOKUMENTASI PEMKAB NUNUKAN

NUNUKAN - Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berencana mengusulkan penambahan tanggul pemecah ombak di kawasan Pantai Sungai Manurung, Kecamatan Sebatik.

Kepala Bidang Penaatan Hukum Dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH, Ahmad Musafar mengatakan, penambahan tanggul pemecah ombak dianggap sangat perlu untuk mengurangi abrasi pantai yang membuat sejumlah rumah warga ambruk yang hingga kini masih mengancam. Disebabkan, air laut terus mengisi bibir pantai dan mengakibatkan longsor.

" Kami sudah survei. Abrasi itu terjadi sepanjang Pantai Batu Lamampu sampai di Pantai Tanjung Aru. Diperkirakan lebih 3 kilometer dan memang terjadi abrasi sehingga mengakibatkan kerusakan yang luar biasa," kata Musafar, saat ditemui media Radar Tarakan di ruang kerjanya, Rabu (9/6).

Selain merencanakan penambahan pemecah ombak, dari hasil kajian tim juga berencana akan melakukan pembangunan siring pengaman di kawasan Tanjung Aru untuk menghindari kerusakan rumah warga supaya tidak terjadi kurasakan lebih parah. Selanjutnya akan ditanami mangrove di beberapa kawasan tertentu di luar dari kawasan objek wisata seperti Pantai Batu Lamampu dan Pantai Sungai Taiwan.

"Kenapa harus ada pemecah ombak dulu, karena otomatis mengurangi hempasan ombak, kemudian memperangkap lumpur sehingga lama kelamaan akan menjadi semenan lumpur untuk dijadikan media menamakan mangrove," jelasnya.

Disampaikan Musafar, perencanaan penambahan pembangunan tanggul pemecah ombak di kawasan Pantai Sungai Manurung ini telah usulkan ke pusat beberapa waktu lalu dan telah disetujui oleh Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid. "Konsepnya ini sudah kami surati ke pusat. Bahkan proposalnya sudah diserahkan ke ibu Bupati beberapa hari lalu," ujarnya.

Upaya untuk menangani abrasi yang terjadi di Pulau Sebatik, terus dilakukan oleh pemerintah. Sebelumnya, pemerintah juga pernah beberapa kali melakukan penanaman pohon mangrove di beberapa bibir pantai. Namun upaya tersebut dianggap kurang efektif dan tanaman tersebut seringkali hancur dihempas ombak.

"Kawasan yang ditanami mangrove ini lebih banyak pasirnya dari lumpur. Namun dari tanaman tersebut ada juga yang beberapa tumbuh seperti di daerah Setabu. Jadi salah satu mengatasi abrasi ini adalah pemecah ombak," terangnya.

Musafar menjelaskan, terjadinya hempasan ombak kuat ini dikarenakan area tersebut merupakan kawasan laut lepas dan dipengaruhi angin dari arah laut Sulawesi. Kemudian yang membuat hempasan ombak ini semakin cepat karena terindikasi kurangnya massa pasir akibat di tambang oleh warga yang menjadi pemicu.

"Dilihat dari peta yang saat ini pemecahan ombak yang sudah terbangun ada sekitar 1 kilometer dan ini sudah tertanam mangrove karena sudah terjadi seneman lumpur," pungkasnya. (raw/fly/adv)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X