Sungai di Malinau Meluap, Air hingga Setinggi Dada Orang Dewasa

- Senin, 17 Mei 2021 | 15:24 WIB

MALINAU - Hujan deras mengguyur Kecamatan Mentarang Hulu, Malinau sejak Sabtu (15/5) malam sampai dengan dini hari Minggu (16/5) yang mengakibatkan air Sungai Furu, Kinaye dan Mentarang meluap dan banjir. Beberapa desa yang ada di Kecamatan Mentarang Hulu tergenang.

Juari Lakai selaku Camat Mentarang Hulu, saat dikonfirmasi mengungkapkan, hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah terjadi sekira pukul 21.00 WITA. “Awalnya itu kami dapat informasi bahwa Desa Long Berang dan Desa Long Simau yang sudah terendam banjir,” ungkapnya kepada Radar Tarakan, Minggu (16/5).

Untuk mengantisipasi air kembali meluap dengan ketinggian lebih parah, maka warga desa pun diungsikan ke tempat yang lebih tinggi. Bahkan akibat air yang meluap tinggi, terdapat rumah warga di Desa Long Berang dan dermaga desa ikut hanyut. Namun belum ada korban jiwa. Kejadian itu sudah dilaporkan pihaknya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malinau. Pihaknya pun sempat kesulitan menghubungi para kepala desa yang terdampak banjir, lantaran jaringan komunikasi sempat terputus.

“Tapi pagi ini (kemarin), di Kecamatan Mentarang Hulu ini airnya sudah surut. Namun yang berdampak sekarang ini di daerah Malinau Kota. Karena diperhitungkan 6 sampai 8 jam di Malinau Kota sudah naik air lantaran banjir kiriman dari Sungai Mentarang,” jelasnya.

Dibeberkan Juari, untuk desa yang berada di hulu Sungai Mentarang dan sempat teredam banjir saat ini sudah mulai surut. Dari informasi yang ia dapatkan, untuk di Desa Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang dan Desa Tanjung Lapang, Malinau Kota air sudah mulai naik. Tidak hanya air dari hulu Sungai Mentarang, namun air pasang dari laut juga menjadi faktor naiknya air ke permukiman warga. “Kalau di Tanjung Lapang itu air naiknya sudah 1 meter lebih,” imbunya.

Hingga kemarin hujan sudah tidak mengguyur di Kecamatan Mentarang Hulu. “Kami tetap waspada, kalau ada hujan susulan maka banjir akan parah lagi,” tutur Juari.

Ditambahkannya, sampai saat ini pihaknya mengklaim bahwa untuk kebutuhan bahan pokok bagi warga yang terdampar banjir masih mencukupi. Bahkan dirinya sudah mengintruksikan kepada semua kepala desa agar mengantisipasi kelangkaan sembako. Salah satunya dengan menggunakan dana desa dan dana RT yang ada. “Di Kecamatan Mentarang Hulu itu ada 7 desa yang terdampak parah,” ucapnya.

“Demi keamanan, warga terdampak sudah diungsikan sementara ke tempat yang lebih tinggi, atau ke gedung gereja (Lung Simau) dan sebagian ke gedung SMP Lung Barang,” lapornya.

Akibat musibah ini hanyut di bawa banjir yaitu mess Desa Lung Mekatif, rumah milik Yohanes Kenui, Dermaga Lung Barang, tempat pembuatan perahu milik Johan, 30 drum solar milik desa Lung Barang, 4 drum solar milik tower, dapur mes perumahan guru rusak akibat abrasi, kandang beserta ternak warga, dan dermaga UPTD PKM Lung Barang.

“Komunikasi by telpon untuk jaringan seluler Telkomsel terputus karena BBM (bahan bakar minyak) habis sambil menunggu solarsel (tenaga surya) terik matahari ini di Desa Lung Barang. Sedangkan Desa Lung Kebinu, Mekatif, Simau, Sulit, dan Desa Lung Semamu on 24 jam Indosat pagi ini air sudah mulai surut, mohon masyarakat bagian hilir agar berhati-hati,” pesan Juari Lakai.

Sementara itu, Roland Rudiyanto selalu Camat Malinau Kota mengungkapkan, hampir semua daerah pinggiran sungai di Malinau Kota terendam air. Kecuali di daerah samping Stadion Utama Sepak Bola Malinau hingga Desa Batu Lidung. Untuk ketinggian air yang naik ke beberapa desa di Malinau Kota, ia menyebutkan tingkat ketinggian air berbeda-beda. Air mulai naik di beberapa desa yang ada di Kecamatan Malinau Kota, sekira pukul 09.00 WITA, kemarin. “Contoh di bagian RT 1 itu air berada sekitar dada orang dewasa. Kemudian di Malinau Hulu itu di RT 2 itu terendam juga,” jelasnya.

“Dari enam desa di Kecamatan Malinau Kota, lima desa terendam banjir. Desa Malinau Kota, Malinau Hulu, Malinau Hilir, Pelita Kanaan dan Tanjung Keranjang,” ujar Camat Malinau Kota Rolland Rudiyanto.

Hanya Desa Batu Lidung yang saat ini tidak terkena banjir. Untuk lebih aman, warga yang rumahnya terendam banjir, khususnya anak-anak, lansia dan perempuan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Meski ketinggian air yang merendam pemukiman warga sudah cukup parah, namun sampai saat ini para warga masih memilih mengungsi di tempat kerabatnya yang tidak terdampak banjir. Bahkan ada yang masih bertahan di rumahnya, sembari menunggu air cepat surut. Dari pihak kecamatan maupun Pemkab saat ini belum ada membuat posko pengungsian. “Seluruh tim desa sudah bergerak untuk memantau wilayah masing-masing. Untuk dapur umum belum kami siapkan, tapi langkah antisipasi kalau kondisi tidak bisa kami kendalikan maka kami siapkan dapur umum di desa masing-masing,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X