Bencana Terkadang Tak Dapat Dihindari

- Sabtu, 8 Mei 2021 | 10:07 WIB
PENJELASAN: Kepala BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Muhammad Sulam Khilmi saat memberikan penjelasan pentingnya mitigasi bencana untuk dipelajari di satuan pendidikan./BMKG UNTUK RADAR KALTARA
PENJELASAN: Kepala BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Muhammad Sulam Khilmi saat memberikan penjelasan pentingnya mitigasi bencana untuk dipelajari di satuan pendidikan./BMKG UNTUK RADAR KALTARA

Pendidikan mitigasi bencana bagi anak didik dianggap menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diterapkan. Ini sebagaimana disampaikan secara langsung Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Harapan, Tanjung Selor, Muhammad Sulam Khilmi dalam diskusinya bersama pewarta.

RACHMAD RHOMADHANI

SEMBARI memberikan gambaran cuaca yang setiap saat terus mengalami perubahan. Termasuk, pada prediksi kondisi cuaca yang bakal terjadi selama beberapa hari ke depan. Khilmi sapaan akrabnya menuturkan bahwa di daerah ini dianggap perlu adanya pendidikan mitigasi bencana. “Pendidikan mitigasi bencana ini perlu untuk diterapkan di sekolah,” katanya seraya berkata pendidikan itu bisa dimulai pada anak yang tengah menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD).

Untuk memaksimalkan metode pembelajaran mitigasi bencana di sekolah, pendidikan mitigasi sekiranya dapat masuk di kurikulum sekolah. “Mengapa harus saya katakan perlu masuk ke dalam kurikulum sekolah? Ini tujuannya agar pendidikan mitigasi ini benar-benar terprogramkan dengan baik dan maksimal di sekolah itu sendiri,” ujarnya yang saat itu ditemui di ruang kerjanya secara langsung.

Alasan lain pentingnya pendidikan mitigasi bencana ini dikarenakan bencana alam ini terkadang tak dapat dihindari. Oleh karenanya, penting dalam mengedukasi anak-anak sejak dini. Sehingga tatkala adanya bencana mereka sudah benar memahami langkah yang bakal diambilnya di lapangan. “Intinya di sini mereka sudah tahu. Cara ini penting agar mereka pun secara tak langsung nantinya dapat membantu petugas di lapangan tatkala melakukan evakuasi dan lainnya,” tuturnya. “Sedangkan, untuk upaya di instansi terkadang tak cukup efektif sekalipun digelarnya simulasi. Itulah mengapa sejak dini pembelajaran mitigasi bencana ini sangat penting untuk diterapkan,” sambungnya.

Mengenai pendidikan mitigasi bencana ini sebelumnya pernah dilakukan sebelum adanya pandemi Covid-19. BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor secara langsung berkunjung ke sejumlah sekolah. “Kalau di kami ranahnya lebih kepada informasi cuaca dan gambaran prediksi yang akan terjadi ke depannya. Tapi, ini pun penting lantaran berkaitan pada suatu kejadian itu sendiri nantinya,” jelasnya.

Ke depan wacana ini sendiri bakal secara resmi disampaikan ke OPD teknis. Dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) di tingkat kabupaten/kota. Sehingga pendidikan mitigasi bencana ini tak sekadar menjadi wacana belaka. “Kami pun ke depan pastikan siap untuk terus bersinergi guna memberikan pendidikan edukasi di sekolah,” ucapnya.

Di sisi lain, alasan mengapa pentingnya BMKG Tanjung Harapan, Tanjung Selor mendorong pendidikan mitigas ini diberlakukan, tak lain berdasar pada perubahan iklim yang terus terjadi belakangan ini di sejumlah wilayah di Indonesia. Tak terkecuali, di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Mulai dari dampak perubahan iklim dengan terjadinya bencana alam longsor, angin kencang dan hujan ekstrem. Termasuk, gempa yang semuanya terus menunjukkan peningkatan. Sehingga kewaspadaan memang perlu ditingkatkan. “Tapi, kalau di Kaltara ini yang rawan adalah banjir. Namun, tak menutup kemungkinan musibah lainnya dapat terjadi,” jelasnya.

Perubahan iklim dengan beberapa dampak di atas telah diprediksi sejak 20 tahun yang lalu dari BMKG. Meski, memang bicara terkait perubahan iklim yang dimaksud itu dampaknya tak serta-merta. Atau dalam hal ini tak instan perubahannya, sehingga cukup banyak anggapan informasi tersebut dianggap tak cukup penting. Padahal, setiap saat perubahan iklim ini bakal terus terjadi dari waktu ke waktu.

“Saat ini baru dirasakan dampaknya satu persatu,” katanya seraya berkata bencana alam seperti ini pun rentan waktunya bisa semakin dekat. Yaitu biasa terjadi musibah banjir setahun sekali. Akan tetapi, belakangan ini setahun bisa terjadi hingga berkali-kali. (***/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X