TARAKAN – Berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, bulan Ramadan di Kaltara selalu mengalami inflasi. Tahun ini tercatat Kaltara pada April mengalami inflasi sebesar 0,55 persen (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Yufrizal mengatakan, hal ini sejalan dengan pola historis tahunan Kaltara pada periode bulan Ramadan yang cenderung mengalami tekanan inflasi.
“Inflasi disebabkan oleh tingginya tekanan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat mengalami inflasi 0,44 persen (mtm),” tuturnya, Kamis (6/5)
Selain itu, inflasi didorong juga dengan mulai meningkatnya mobilitas masyarakat karena pergeseran waktu mudik masyarakat akibat larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode April 2021 sebesar 1,55 persen (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen ± 1 persen (yoy),” ucapnya.
Adapun tiga komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain ayam ras 0,13 persen, bayam 0,10 persen, dan ikan bandeng 0,09 persen persen. Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan (mtm) terbesar yaitu jagung manis -0,02 persen dan wortel -0,02 persen.(jnr/ana)
Selengkapnya Baca Koran Radar Tarakan Edisi Jumat (7/5)