NUNUKAN - KRI Tawau kembali memfasilitasi pemulangan atau repatriasi mandiri 103 orang WNI yang sempat tertahan di Sabah Malaysia karena terdampak lockdown oleh pemerintah Malaysia. Mereka dipulangkan melalui Pelabuhan Internasional Tawau menuju ke Nunukan, Jumat (30/4) lalu.
Itu diungkapkan Pejabat Fungsi Pensosbud KRI Tawau, Emir Fasial kepada Radar Tarakan. Para WNI tersebut terdiri dari para Pekerja Migran Indonesia yang telah selesai masa kontrak kerjanya dan juga WNI pelawat yang tidak bisa kembali ke tanah air akibat ditutupnya Pelabuhan Feri Tawau yang selama ini menjadi akses keluar masuk utama, khususnya dari wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) menuju ke Sabah, Malaysia atau sebaliknya.
“Ya, para WNI ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Jawa,” ungkap Emir saat dikonfirmasi, Minggu (2/5).
Dijelaskan Emir, agar bisa ikut dalam program pemulangan khusus tersebut, para WNI ini terlebih dahulu harus mendaftarkan diri kepada pihak konsulat dengan melampirkan persyaratan dokumen yang diperlukan. Selanjutnya dari pihak Konsulat memintakan kelulusan atau izin dari pihak otoritas terkait di Sabah-Malaysia. Setelah mendapatkan persetujuan, baru kemudian diaturkan teknis pelaksanaan pemulangannya.
Namun, mengingat masih dalam suasana pandemi Covid-19, pelaksanaan program pemulangan khusus ini menerapkan SOP kesehatan yang ketat, baik oleh peserta WNI maupun dari pihak petugas atau panitia, seperti penerapan jaga jarak, penggunaan hand sanitizer, masker, sarung tangan dan yang lainnya.
“Seluruhnya yang mendaftar juga diwajibkan melampirkan hasil PCR test terbaru sebagai salah satu persyaratan pendaftaran program pemulangan ini,” jelas Emir.
Memang, pemerintah Malaysia sampai saat ini masih belum mengijinkan pelabuhan feri Tawau beroperasi secara normal. Sejak mulai diberlakukannya perintah kawalan pergerakan (PKP) oleh pemerintah Malaysia karena adanya pandemi Covid-19 mulai bulan Maret 2020 lalu.
KRI Tawau sendiri, telah memfasilitasi pemulangan 1.092 orang WNI Stranded. Jumlah ini diluar pemulangan deportasi dan repatriasi pelajar yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.
Sementara itu, Koordinator KKP Tarakan Wilker Nunukan, dr. Baharullah mengatakan, WNI setelah sampai di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, langsung kembali menjalani pemeriksaan swab PCR. Hasil seluruhnya langsung di kirim ke Tarakan dan tinggal menunggu hasil.
“Ya, seperti biasa langsung kita swab PCR. Selanjutnya seraya menunggu hasil, WNI harus karantina mandiri selama 5 hari. Kami tempatkan di Rusunawa Sedadap,” tambah Baharullah. (raw/lim)