Lestarikan Anyaman Tikar Pandan ke Anak Cucu

- Minggu, 2 Mei 2021 | 13:26 WIB
TRADISI MENGANYAM: Para remaja di Desa Tanah Lia Barat mengikuti pelatihan menganyam tikar pandan dengan tujuan melestrikan tradisi orang tua dulu./
TRADISI MENGANYAM: Para remaja di Desa Tanah Lia Barat mengikuti pelatihan menganyam tikar pandan dengan tujuan melestrikan tradisi orang tua dulu./

TANA TIDUNG- Agar tradisi menganyam tikar pandan (daun belungis) tidak punah di zaman yang serba modern ini, salah satu Desa Tanah Merah Barat, Kecamatan Tana Lia melalu Pemerintah Desa setempat memberikan pelatihan menganyam bagi warga.

Tikar pandan atau dikenal dengan warga Tanah Merah dengan sebutan Daun belungis itu, sudah dinilai hampir punah dengan banyaknya tikar modern yang membuat tikar pandan sudah jarang di gunakan masyarakat.

Pj Kades Desa Tanah Merah Barat Pitri mengatakan, tujuan dari pelatihan yang diberikan kepada warga terdiri dari ibu-ibu dan para remaja-remaja untuk mengajarkan mereka dalam meneruskan tradisi menganyam tikar daun pandan.

"Tujuannya ialah tradisi menganyam tikar pandan ini di zaman sekarang sudah hampir punah, hanya orang-orang tua dulu yang sering melakukan anyaman tikar daun pandan ini. Untuk itu kita adakah pelatihan agar menurunkan bakat orang tau dulu," ujar Pitri kepada Radar Tarakan, Minggu (2/5).

Ia menjelaskan, pelatihan menganyam tikar daun pandan untuk menurunkan ke generasi muda yang ada di Tana Lia, para pelatihnya juga berasal dari warga yang memang telah terampil dalam menganyam berbagai anyaman dari bahan daun belungis.

"Pelatih yang kami ambil ini semuanya dari desa ini, jadi mereka mengajarkan para peserta yang berjumlah 26 orang dan semuanya masih remaja. Agar mereka ini nantinya punya bekal dan tradisi menganyam ini tidak punah tapi menurun ke anak cucu," jelasnya.

Diakuinya, bahan yang di pakai untuk menganyam tersebut sangat susah untuk didapat saat ini. Bahan dari daun Pandan yang ada itu ada dua jenis, Pandan berduri dan tidak berduri. Yang mana telah di budi daya sendiri agar ke depannya tidak susah mendapatkan bahan. Dan juga bisa menjadi pendapatan tambahan bagi warga.

"Bahannya ini dari daun Pandan, tapi bukan daun pandan yang sering kita pakai buat masak. Ada daun pandan khusus yang di pakai untuk tikar, nah saat ini bahanya ini sudah susah dicari di sini. Makanya kami budi daya kan sendiri daun pandan ini agar mudah diambil dan di buat tikar," ungkapnya.

Menurutnya, jika prospek mengayam tikar pandan ini baik maka akan di kembangkan untuk di jual dan menjadi tambahan penghasilan bagi warga. Akan ada kerja sama nantinya baik itu Bumdes atau Disperindagkop.

"Ini juga bisa menjadi penghasilan warga, tikar-tikar yang mereka buat bisa di jual nantinya. Apakah nanti melibatkan Disperindagkop atau Bumdes itu kita akan liat dulu karena ini masih dalam tahap pelatihan dulu," tukasnya. (rko/har). /RIKO / RADAR TARAKAN

Selengkapnya Radar Tarakan Edisi Senin (3/5)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X