“Untuk Apa Sambungan Banyak Kalau Distribusi Macet?”

- Rabu, 21 April 2021 | 12:22 WIB
Ketua Komisi II DPRD Tarakan./Sofyan Udin Hianggio
Ketua Komisi II DPRD Tarakan./Sofyan Udin Hianggio

TARAKAN – Kebutuhan akan air bersih diklaim meningkat setiap tahunnya. Kondisinya, pertambahan penduduk tidak diikuti dengan pengembangan ketersediaan dan fasilitas air bersih. Sehingga hal tersebut cukup membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan kewalahan dalam melayani kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Alhasil, tidak jarang beberapa kelurahan mengalami kemacetan penyaluran air PDAM.

Tak ingin kondisi tersebut terus berlanjut, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan belum lama ini memanggil PDAM untuk mengetahui rencana penanganan persoalan ini.

Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Sofyan Udin Hianggio menerangkan pihaknya telah mendengarkan rencana jangka menengah PDAM dalam mengatasi persoalan tersebut.

“Kami memanggil PDAM terkait permasalahan yang dikeluhkan warga. Contoh, di Karang Anyar ada beberapa titik yang sampai sekitar 3 minggu tidak mengalir. Ternyata memang terkendala dengan jalur karena memang di sana kan ada dua jalur yang ada. Rencana akan ditambah menjadi tiga dengan penambahan pompa yang memang pendanaannya cukup besar. Tinggal izin dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan dalam penggunaan dana PDAM. Ketika itu sudah terealisasi insyaallah akan terkendali,” ujarnya, (20/4).
Ia menyingung soal upaya Pemkot Tarakan dalam mengejar target dari janji politik sambungan gratis namun tidak diikuti dengan ketersediaan air. Selain itu, terkait rencana pemerintah dalam melakukan interkoneksi penampungan air. Menurutnya rencana tersebut dihadapkan pada persoalan kompleks sehingga pihaknya menyarankan opsi lain dalam menangani persoalan ketersediaan air bersih di Tarakan.

“Kalau kami tentu mendukung selagi itu untuk kebutuhan masyarakat. Untuk apa sambungan banyak kalau distribusinya macet. Ini juga yang menjadi catatan bahwa sosialisasi terkait beberapa hal teknis dalam pembukaan jalur air nantinya. Seperti pemotongan bukit, perambahan dan sebagainya. Belum lagi endapan dari sedimentasi itu kan sudah sampai di titik Embung Rawasari karena ada pemotongan dari pembangunan perumahan di sekitar kawasan itu,” tukasnya.
Sehingga ia menyarankan Pemkot Tatakan dapat memaksimalkan penggunaan Embung Binalatung dengan melakukan pengerukan atau perluasan dalam menambah debit air embung.

“Ini yang jadi pikiran teman-teman bagaimana soal pengembangan ke depan agar sumber air ini tetap terpenuhi. Makanya tadi, ada rencana mereka melakukan interkoneksi embung, tapi menurut kami kenapa tidak Embung Binalatung itu dimaksimalkan saja karena lahannya cukup luas, tapi dangkal. Malah itu tidak membutuhkan biaya terlalu banyak,” sarannya.

“Memang ada wilayah sekitar situ (Embung Binalatung) berstatus hutan lindung, tapi kalau koordinasi ke pusat mungkin bisa diatasi. Itu persoalan lobi-lobi lagi. Saya rasa PDAM lebih paham lah soal ini,” sambungnya.

Sementara itu, Muhammad Jufri, kepala Bagian Umum PDAM Tirta Alam Tarakan mengakui jika sejauh ini cukup kewalahan dalam memenuhi kebutuhan air masyarakat. Sehingga pihaknya berencana untuk menambah jalur utama dalam pendistribusian air.

“Kami akui saat ini memang kami masih terkendala soal distribusi. Seperti beberapa tempat masih tidak mendapatkan distribusi air yang maksimal. Karena memang, kami di wilayah barat memiliki 2 jalur namanya jalur Yos Sudarso dan jalur Sebengkok. Beban yang ada di kami, artinya perpompaan kami secara teknis, kemarin beberapa waktu yang lalu mengalami gangguan. Sehingga kami harus melakukan review kembali,” terangnya.
“Ada beberapa tempat, yang seyogianya itu mengalir, sekarang itu belum mengalir khususnya di Jembatan Bongkok Ujung. Tapi langka ini kami akan melakukan rencana membagi zonasi terhadap 3 zona. Jadi 3 zona, sehingga beban-beban di satu jalur itu akan kami kurangi sehingga pendistribusian itu, bisa lebih maksimal,” lanjutnya.

“Karena pompa itu kadang kapasitasnya tidak memungkinkan untuk pertambahan dengan jumlah yang sangat signifikan dalam dua tahun terakhir ini, sedangkan kapasitas pompa yang sampai hari ini juga masih mengalami beberapa kendala. Sehingga kami harus membagi zonasi menjadi tiga zona. Namun yang saat ini masih dua, eksisting, kami sedang mempersiapkan skenario yang tiga zona,” sambungnya.

Selanjutnya, pihaknya juga terus mengupayakan terealisasi rencana interkoneksi embung yang telah direncanakan sejak lama. Lanjutnya, jika interkoneksi dapat dilakukan, maka hal tersebut dapat mencegah kekosongan air pada salah satu penampungan.
“Kami berharap bahwa air baku yang maksimal, bisa disuplai. Beberapa opsi dilakukan oleh SDA Dinas PU dengan kami mencoba mengusulkan ada jaringan perpipaan yang bisa menyuplai ke Kampung Bugis. Dari Embung Rawasari ke pipa Kampung Bugis. Ini yang kita harapkan, sehingga optimalisasi produksi kami bia maksimal,” pungkasnya. (*/zac/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X