Pemuda Sebatik Juarai Ajang Internasional di Mesir

- Jumat, 16 April 2021 | 13:39 WIB
JUARA: Mukhlis yang membawa nama Indonesia tak menyangka bisa menjuarai ajang melantunkan selawat memanjatkan doa memuji Nabi Muhammad SAW berskala internasional yang digelar di Mesir./DOKUMENTASI PRIBADI MUKHLIS
JUARA: Mukhlis yang membawa nama Indonesia tak menyangka bisa menjuarai ajang melantunkan selawat memanjatkan doa memuji Nabi Muhammad SAW berskala internasional yang digelar di Mesir./DOKUMENTASI PRIBADI MUKHLIS

NUNUKAN – Seorang pemuda kelahiran Sebatik, warga Desa Tanjung Aru, Sebatik Timur bernama Mukhlis Latasi menjuarai kompetisi tingkat Internasional dalam ajang melantunkan selawat memanjatkan doa memuji nabi Muhammad SAW di Mesir.

Anak dari Suniman Latasi dan Nurdian Korompot tersebut mewakili Indonesia, bersaing dengan negara yang notabene dari Timur Tengah. Di antaranya Arab Saudi, IraK, Lebanon, Mesir dan Yordania. Bahkan ada juga yang dari Rusia dan Asia seperti Thailand dan Malaysia.

“Saya murni secara pribadi, namun memegang teguh kewarganegaraan Indonesia dalam ajang internasional itu,” tutur pria lulusan Universitas Al-Azhar 2014 yang melanjutkan program pascasarjana hingga kini di Mesir.

Diwawancarai media ini, Mukhlis menceritakan kisahnya. Ia mengikuti ajang tersebut, berawal dari informasi teman yang mengetahui melalui Facebook dan WhatsApp. Padaakhirnya dirinya mengikuti seleksi itu di sebuah studio di Giza, Kairo, Mesir.

“Teman yang mengetahui informasi itu, mengabarkan kepada saya untuk ikut saja, termasuk guru belajar vokal saja di Mesir. Beliau memaksa saya untuk ikut dan menyuruh ke studio keesokan harinya,” ungkap Mukhlis.

Dalam ajang itu, memang diakui Mukhlis adalah ajang Madda Al-Rasul atau dikenal sebagai puji-pujian kepada Rasul Muhammad SAW dengan nada tertentu yang dikenal Arab dan digunakan ketika tilawah. Maka dari itu, ketika perlombaan, tidak menggunakan musik melainkan hanya mengandalkan suara. Namun, itulah letak penilaian dewan juri yang sesungguhnya.

“Ya, jadi lebih ke vokal, ke penguasaan lagu dan kefasihan dalam penyebutan huruf,” tambah Mukhlis.

Mukhlis belajar vokal selama 4 tahun. Bahkan, sebelum ke Mesir, Mukhlis sering mengikuti muhasabah tilawah Quran. Terkadang ia mewakili Nunukan di tingkat provinsi hingga nasional. Dari itulah dirinya memiliki dasar kemampuan.

Dalam ajang itu, Mukhlis mencoba menampakkan ciri khas Indonesia dengan menggunakan batik hingga kopiah hitam. Tujuannya agar batik Indonesia bisa dikenal dunia.

Kemudian membawa nama Indonesia, Mukhlis juga berpesan kepada pemuda-pemudi Indonesia jangan pernah takut untuk bersaing dan yakin jika diri sendiri bisa bersaing meski berasal dari daerah pelosok sekalipun.

“Tunjukkan kemampuan, kemudian jangan pernah minder dan jangan pernah malu untuk mencoba, seperti saya mencoba memberanikan diri untuk bersaing dengan mereka orang Arab yang fasih berbahasa Arab. Jika dipikirkan, itu sesuatu yang mustahil untuk bisa menang, tapi saya coba dan optimistis, akhirnya saya bisa juara,” jelas Mukhlis.

Setelah juara, Mukhlis berhak menerima hadiah sebesar SR 50.000 atau senilai Rp 160 juta. Mukhlis berhasil menyisihkan lima orang kontestan lainnya dari berbagai negara dalam acara final pada tanggal 11 April 2021 lalu. “Hasil juara untuk sekolah tentunya, kemudian membantu orang tua dan bersedekah,” beber Mukhlis. (raw/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X