Pembayaran THR Tak Boleh Dicicil

- Jumat, 16 April 2021 | 13:30 WIB
WAJIB DIBAYAR: Pemberian THR kepada pekerja atau buruh wajib dilakukan perusahaan dan tak boleh dicicil sesuai SE Menaker.
WAJIB DIBAYAR: Pemberian THR kepada pekerja atau buruh wajib dilakukan perusahaan dan tak boleh dicicil sesuai SE Menaker.

TANJUNG SELOR – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) telah mengeluarkan surat edaran (SE) nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Hal itu merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menaker nomor 6 tahun 2016 tentang THR bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. THR pekerja/buruh harus dibayar sebagai kewajiban sebuah perusahaan.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalimantan Utara (Kaltara), Armin Mustapa mengatakan, sesuai arahan dari Menaker, pembayaran THR tidak boleh dicicil. “Kita sudah ada mengikuti zoom (rapat virtual). Di situ dikatakan tidak boleh dicicil,” ujarnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (15/4).

Jadi, sistemnya berbeda dengan tahun 2020 lalu yang mana proses pembayartan THR dapat dicicil. Salah satu pertimbangannya tidak boleh dicicil karena meskipun di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, perusahaan juga tetap bisa bekerja. “Karena semua sudah diatur. Dalam bekerja itu harus mematuhi protokol kesehatan dan lain sebagainya. Jadi, THR itu tidak boleh dicicil,” tegasnya.

Sesuai arahan, THR sudah harus dibayar sebelum H-7 Hari Raya Idulfitri nanti. Namun, bagi perusahaan yang tidak mampu, bisa melakukan pembayaran paling lambat Desember 2021. “Jadi tidak boleh sampai tahun 2022. Perusahaan itu wajib membayar THR pekerja/buruh tersebut,” jelasnya.

Namun, bagi yang tidak bisa membayar paling lambat H-7 Hari Raya Idulfitri, harus ada kesepakatan antara perusahaan dengan serikat buruh atau pekerja/buruh di perusahaan tersebut. Tidak boleh sepihak diputuskan oleh perusahaan.

Adapun untuk pemberian THR sudah ada hitung-hitungan dan ketentuannya. Dalam hal ini, pekerja/buruh yang berhak menerima THR yang sudah satu bulan kerja. Tapi untuk yang di bawah satu tahun, ada hitungannya tersendiri. “Sedangkan untuk yang sudah kerja full di atas satu tahun, itu berhak menerima THR full satu bulan gaji,” sebutnya.

Sebagai tindak lanjut dari ketentuan ini, pihaknya juga membuka posko pengaduan, baik itu terhadap perusahaan maupun pekerja/buruh. Pastinya, data perusahaan yang sudah membayarkan THR ke pekerja/buruhnya tetap akan diminta oleh pihaknya selalu instansi yang membidangi ketenagakerjaan.

“Semoga tidak ada masalah terhadap hal ini. Jikapun ada hal-hal yang terjadi, kita harapkan semuanya dapat diselesaikan dengan cara yang baik,” ujarnya. (iwk/eza)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X