Awal Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Stabil

- Kamis, 15 April 2021 | 12:24 WIB
TERPANTAU NORMAL: Hanya harga cabai rawit dan daging ayam yang naik, sedangkan lainnya masih stabil./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
TERPANTAU NORMAL: Hanya harga cabai rawit dan daging ayam yang naik, sedangkan lainnya masih stabil./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN – Memasuki awal bulan Ramadan, harga kebutuhan pokok di Kota Tarakan masih terpantau stabil. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perdagangan dan UMKM Kota Tarakan Untung Suprayitno kepada Radar Tarakan, kemarin (14/3).

“Kenaikan harga hanya terjadi pada cabai rawit,” kata Untung.

Namun, kata Untung, kenaikan tersebut sudah terjadi sebelum Ramadan. Kenaikan harga tidak hanya terjadi di Tarakan tapi juga hampir di seluruh Indonesia.

“Kenaikan dipengaruhi adanya bencana banjir dan intensitas curah hujan yang cukup tinggi sehingga banyak petani yang gagal panen,” jelas Untung.

Dampaknya, stok cabai rawit kurang sehingga memengaruhi harga salah satu bumbu masak itu di pasaran. Selain cabai rawit, harga ayam potong juga mengalami kenaikan. Namun kenaikannya bukan karena stok berkurang tapi harga pakan yang mengalami peningkatan.

“Sebelumnya kita juga sudah mendengar pendapat dari para peternak dan pemilik inti dari peternak ayam di kantor dewan, dan setelah dilakukan diskusi kenaikan harga ayam terjadi karena harga pakan yang tinggi,”bebernya.

Sementara penyebab kenaikan harga pakan, Disdag dan UMKM Tarakan belum mengetahui secara pasti. Untuk harga beras, gula, telur, minyak goreng dan  lainnya masih stabil.

“Dari informasi yang kami dapatkan baru dua jenis kebutuhan pokok itu yang naik, daging ayam dan cabai rawit. Kalau lainnya masih stabil,” sebutnya.

Artinya, sambung Untung, kedua kebutuhan pokok tersebut akan menjadi fokus pengawasan Disdag dan UKM di sejumlah pasar.

“Kebutuhan pokok yang sudah kadaluwarsa yang  masih beredar juga akan menjadi fokus Disdag awasi,” tegasnya.

Namun pengawasasan belum dilakukan karena masih menunggu penjualan parcel marak. Karena isi parcel menjadi salah satu sasaran pengawasan produk kadaluwarsa. 

“Minimal minggu kedua sebelum Hari Raya Idul Fitri baru kami lakukan pengawasan,” bebernya.

Pengawasan akan dilakukan minimal seminggu sekali. Namun Disdag tetap mengharapkan peran masyarakat untuk melapor jika ditemukan ada produk kadaluwarsa atau aksi penimbunan barang.

“Kalau ada laporan kami langsung turun, tanpa harus menunggu lama,” tutupnya. (agg/ana

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X