Tingkatkan Produksi Perikanan, Gunakan Metode Lactobacillus

- Senin, 12 April 2021 | 10:46 WIB
PROYEK PERCONTOHAN: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara dengan Pemerintah Kota Tarakan, menebar 50 ribu benih udang menggunakan metode lactobacillus di lokasi tambak milik Kelompok Pembudidaya Ikan Usaha Bersama Sungai Bunyu yang berada di Kelurahan Juata Laut, Tarakan Utara, Minggu (11/4)./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
PROYEK PERCONTOHAN: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara dengan Pemerintah Kota Tarakan, menebar 50 ribu benih udang menggunakan metode lactobacillus di lokasi tambak milik Kelompok Pembudidaya Ikan Usaha Bersama Sungai Bunyu yang berada di Kelurahan Juata Laut, Tarakan Utara, Minggu (11/4)./IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi komoditas ekspor Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya di Tarakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltara dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, Minggu (11/4) menyelenggarakan kegiatan tebar perdana benih udang menggunakan metode lactobacillus.

Adapun dalam kegiatan kali ini, sebanyak 50 ribu benih udang windu (giant tiger prawn) ditebar di lokasi tambak milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Usaha Bersama Sungai Bunyu yang berada di Kelurahan Juata Laut, Tarakan Utara.

KPw BI Kaltara, Yufrizal mengatakan, mayoritas budi daya udang di Kaltara, termasuk Tarakan menggunakan sistem polikultur. Polikultur sebagai bagian dari kearifan lokal yang telah berlangsung secara turun temurun, yaitu menggabungkan 2 komoditas berupa udang dan ikan bandeng dalam satu tambak yang bersimbiosis mutualisme antar keduanya.

“Metode yang baru diperkenalkan pada program ini adalah metode lactobacillus, yaitu sebuah metode di mana bakteri lactobacillus yang telah difermentasi ditebar di lokasi tambak sebelum benih udang dan ikan bandeng ditebar,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan dengan menggunakan metode tersebut, bisa menumbuhkan klekap/lumut sebagai sumber makanan organik bagi keduanya, sekaligus membantu menyuburkan hara tanah tambak. “Kita terus berupaya mendorong peningkatan kapasitas produksi udang di Tarakan sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan Kaltara. Kami telah mengaplikasikan metode ini pada demplot (demonstrasi plot) kami sebagai pilot project (proyek percontohan) pada tahun 2020,” ucapnya.

 

Adapun berdasarkan hasil yang dihimpun, produktivitas petambak dapat meningkat lebih dari 100 persen dan survival rate (SR) 22 persen dengan luas lahan yang sama. Jauh lebih tinggi jika dibandingkan sebelum menggunakan metode lactobacillus yang hanya 11 persen. Dirinya berharap berharap metode lactobacillus dapat di-replikasi di wilayah lain di Kaltara.

“Kami harap dengan bukti peningkatan produktivitas budi daya menggunakan metode lactobacillus ini, metode yang sama dapat di-replikasi ke tambak-tambak yang ada di wilayah Kaltara untuk meningkatkan produktivitas komoditas ekpor Kaltara,” tuturnya.

Udang windu sendiri dirinya nilai merupakan komoditas perikanan unggulan untuk diekspor selama ini. Permintaannya paling banyak dari negara Jepang. “Berdasarkan data beberapa tahun terakhir untuk ekspor udang windu kebanyakan ke Jepang sebanyak 75 persen, sementara sisanya ke negara Amarika Serikat sebanyak 14 persen dan Taiwan sebanyak 6 persen. Ketiga negara ini yang menjadi peminat udang windu selama ini,” ungkapnya. 

Sementara itu, Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, yang sempat hadir dalam kegiatan kali ini, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah menginisiasi pengenalan metode baru yang dapat diterapkan oleh petambak yang ada di Tarakan. “Melalui program ini, kami berharap tingkat produktivitas komoditas udang windu atau lebih dikenal udang black tiger ini dapat meningkat, karena masih tingginya permintaan khususnya dari pasar ekpor terhadap komoditas ini,” ucapnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa udang jenis black tiger adalah komoditas unggulan Kaltara, khususnya Tarakan. Ke depan, Pemkot Tarakan berharap petambak yang ada di Tarakan dapat terhubung dengan Balai Benih Udang (BBU) Tarakan.

“Diharapkan dengan terhubungnya kedua pihak tersebut, petambak memiliki benih udang berkualitas. Baik dengan harga yang lebih terjangkau karena di produksi di wilayah yang sama sehingga tidak membutuhkan ongkos kirim,” ucapnya.

Adapun Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia selalu berupaya untuk berkontribusi dalam peningkatan perekonomian daerah. Bank Indonesia sebagai mitra dari pemerintah daerah juga terus mendukung program pemerintah untuk mendorong peningkatan komoditas ekspor, termasuk komoditas udang, yang sejalan dengan strategi Bank Indonesia dalam pembinaan sektor riil dan UMKM untuk perbaikan posisi current account deficit (defisit transaksi berjalan). (jnr/lim)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X