Seperti Jalur Neraka, Motor Kerap Kali Jungkir Balik

- Selasa, 16 Maret 2021 | 09:36 WIB
TAK MUDAH DILEWATI: Tim Krayan Highland Adventure terpaksa mendorong dan menarik motor mereka ketika melewati anak sungai saat menuju Malinau dari Krayan./DOKUMENTASI KRAYAN HIGHLAND ADVENTURE
TAK MUDAH DILEWATI: Tim Krayan Highland Adventure terpaksa mendorong dan menarik motor mereka ketika melewati anak sungai saat menuju Malinau dari Krayan./DOKUMENTASI KRAYAN HIGHLAND ADVENTURE

 Sepuluh orang anggota komunitas Krayan Highland Adventure bersama motornya bisa tiba dengan selamat di Malinau, pukul 3 subuh, Rabu (10/3) pekan lalu. Perjalanan dari Krayan ke Malinau dilewati dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang luar biasa.

AGUSSALAM SANIP

UNTUK merehatkan diri setelah menempuh perjalanan panjang berhari-hari, setibanya di Malinau, anggota komunitas menginap di homestay Laga Saled, di Desa Wisata Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang. Menurut pengakuan dari salah seorang anggotanya yang juga sekaligus sebagai pendokumentasi perjalanan, jalan yang mereka lewati sangatlah berat dan sebenarnya tak layak dilewati.

“Kurang lebih 4 hari kami baru sampai Malinau. Kami dari komunitas ini kan cuma penasaran saja. jalan itu. Makanya kami mencoba bagaimana sih keadaan jalan tersebut. Ternyata itu sangat parah, bahkan kami terpelanting naik motor dan jungkir balik beberapa kali,” ungkap Rupan So, Kamis (11/3) lalu kepada Radar Tarakan.

Yang paling parah dan sulit dilalui, kata dia, yaitu jalan setelah dari Krayan Tengah menuju Malinau. Seperti di Gunung Selukut dan beberapa gunung lainnya. Mereka harus berjibaku menanjak gunung yang terjal dan bahkan motor mereka harus ditarik pakai tali agar bisa melewati puncak gunung yang penuh bebatuan keras.

“Kami pakai GPS (global positioning system/alat navigasi) dan juga ada dokumentasinya. Nah yang paling parah di daerah Selukut, terus ada juga beberapa gunung lainnya dan ada yang saat mau turun ke Semamu (wilayah Malinau). Itu yang paling parah,” tutur dia.

Selain gunung, ada beberapa anak sungai yang harus mereka lewati. Untungnya, pada saat itu tidak hujan, karena kalau hujan tidak bisa dilewati sebab air meluap. Walaupun airnya tidak meluap karena hujan, tetap saja mereka kesusahan melewati anak sungai tersebut, karena banyak kayu besar merintangi dan terpaksa motor harus ditarik dan bahkan dipikul bersama-sama.

“Sungai yang dilewati ada dan bahkan ada batang kayu yang rebah terpaksa kami gotong motor lewat sungai. Enggak bisa lewat, jadi harus digotong,” bebernya sambil mengatakan bahwa saat perjalanan, mereka membawa perbekalan masing-masing dan membutuhkan bahan bakar sampai 20 liter per motor.

“Perbekalan kami bawa sendiri. Satu orang kami bawa 3 kilogram dan ada yang 4 kilogram perbekalan, seperti beras dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Yang namanya jalan tak layak dilewati, tentu mesin harus kerja keras. Karena itu beberapa motor mereka mengalami kerusakan. Mereka harus membawa gir lebih, karena girnya habis terkena gesekan. Selain itu, kabel-kabel kelistrikan motor pun juga ikut rusak.

Sebelum Krayan Highland Adventure menjajal jalur Krayan-Malinau, ternyata beberapa hari sebelumnya ada artis dari Jakarta bersama timnya juga menggunakan motor trail. Namun, perjalanan mereka dari Malinau menuju Krayan. Menurut pengakuan dari artis tersebut, jalan yang mereka lewati memang sangat ekstrem dan memang tak layak dilewati.

“Betul sekali (ada artis). Ada mereka ke sana dan bahkan mereka menempuh perjalanan dari Malinau ke Krayan itu 6 hari. Kita juga sempat bertemu mereka dan bertanya-tanya bagaimana kondisi jalan itu, ternyata mereka bilang memang parah, jalan itu tidak layak dipakai, bahkan mereka sempat bilang jalan itu menuju seperti jalan menuju ‘neraka’. Mas Ibnu Jamil bilang itu jalan menuju ‘neraka’,” ungkapnya sambil tertawa kecil menyampaikan perumpamaan dari sang artis.

Dia dan teman-temannya bersyukur bisa selamat sampai ke Malinau. Rasa penasaran mereka terhadap kondisi jalan pun sudah terbayarkan. Namun, melihat kondisi jalan tersebut, sebagai anak perbatasan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berharap mendapat perhatian dari semua elemen. Berharap pada pemerintah agar warga Krayan juga bisa merasakan kemerdekaan seperti warga Indonesia lainnya dalam hal kebutuhan dasar, baik jalan yang layak dan sembako yang murah.

“Harapan masyarakat Krayan itu sebenarnya cuma satu saja, tolong jalan Malinau ke Krayan itu harus dikerjakan dengan serius. Sebenarnya itu saja. Enggak usah muluk-muluk, tidak usah diaspal, agregat pun cukup yang penting bisa lewat mobil bawa sembako untuk menunjang ekonomi masyarakat Krayan,” pintanya. Agar masyarakat Krayan tidak tergantung lagi dengan negara tetangga tersebut. Apalagi saat ini pandemi Covid-19 dan Malaysia memberlakukan lockdownatau karantina wilayah sejak 18 Maret 2020. (***/habis/lim)

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Upah Tak Sesuai, PMI Kabur dari Majikan di Malaysia

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:30 WIB

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X