Ke Malaysia 190 Km 6 Jam, ke Malinau 205 Km 4 Hari

- Senin, 15 Maret 2021 | 10:58 WIB
PENUH PERJUANGAN: Motor trail milik tim Krayan Highland Adventure terpaksa ditarik menggunakan tali oleh beberapa orang saat menaiki gunung yang mereka sebut Gunung Milau, salah satu ruas jalan dari KrayankeMalinau./DOKUMENTASI KRAYAN HIGHLAND ADVENTURE
PENUH PERJUANGAN: Motor trail milik tim Krayan Highland Adventure terpaksa ditarik menggunakan tali oleh beberapa orang saat menaiki gunung yang mereka sebut Gunung Milau, salah satu ruas jalan dari KrayankeMalinau./DOKUMENTASI KRAYAN HIGHLAND ADVENTURE

Suara puluhan motor trail yang ditunggangi oleh warga Krayan mulai menderu-deru pukul 12 siang, Jumat (5/3). Motor miilik anggota komunitas Krayan Highland Adventure itu bersiap untuk perjalanan ekstrem menuju Kabupaten Malinau dari Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. 

AGUSSALAM SANIP

SEJAK Malaysia memberlakukan lockdown atau karantina wilayah karena pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), masyarakat Krayan sulit memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako). Mereka sangat tergantung dari negara jiran, karena akses jalan darat lebih baik dan lebih cepat ditempuh ketimbang ke wilayah Indonesia lainnya di Kalimantan Utara (Kaltara).

Untuk memastikan layak tidaknya jalan dari Krayan ke Malinau dilewati, komunitas Krayan Highland Adventure mencoba menjajalnya dengan motor trail. Mereka ingin tahu apakah bisa nantinya dilewati kendaraan roda empat untuk mengangkut sembako. Apakah kebutuhan Krayan bisa terpenuhi lewat negeri sendiri.

“Tujuan kami datang ke Malinau, yang pertama karena kondisi saat ini Malaysia lockdown padahal kami masyarakat Krayan ketergantungan bahan pokok dari Malaysia. Karena itu Krayan Highland Adventure ke Malinau untuk melihat kondisi bagaimana sih jalan Krayan ini ke Malinau apakah bisa dipakai, apakah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Jadi itu maksudnya,” ungkap Hardianto, ketua Tim Krayan Highland Adventure kepada Radar Tarakan, Kamis (11/3).

Selain itu, ia bersama tim juga ingin melakukan perbandingan kondisi jalan, waktu tempuh dan hal-hal lainnya antara jalan ke Malaysia dan ke Malinau yang merupakan wilayah negeri sendiri. Yang ia ketahui, perbedaan jarak tempuh ke Malaysia dan ke Malinau itu hanya kurang lebih 10 kilometer (km), namun waktu tempuhnya yang sangat jauh berbeda.

“Akses ke Malinau di banding ke Malaysia itu mugkin selisihnya sekitar ada 10 kilometer. Kalau untuk Malinau ke Krayan, 205 kilometer, terus kalau ke Malaysia itu sekitar 190 kilometer. Ternyata kami tembus ke Malinau itu sekitar 4 hari. Nah kalau ke Malaysia, 6 jam sudah tembus,” beber pria yang akrab disapa Kurus ini.

Ia dan tim berangkat hari Jumat (5/3) pukul 12.20 WITA dari Long Bawan, Krayan dan tiba Binuang, Kecamatan Krayan Tengah pukul 18.30 WITA. Mereka menginap di Krayan Tengah kemudian keesokan harinya melanjutkan perjalanan sekira pukul 12 siang dengan kondisi hujan.

Dari Krayan Tengah inilah perjalanan yang ditempuh semakin berat, sebab yang dilewati adalah hutan belantara dengan gunung-gunung yang terjal serta jalannya yang penuh bebatuan sehingga licin dan susah untuk dilewati.

Tentu, aksi mereka ini tak seperti hanya aksi terabas biasa, karena mereka juga harus menginap di perjalanan, tepatnya di hutan. “Bukan sempat lagi, justru banyak nginap di hutan,” ucap Kurus saat ditanya apakah menginap di hutan.

Sebenarnya, lanjut Kurus, kalau dihitung dari jarak tempuh, Malinau cukup dekat dengan Krayan, namun berbicara fakta di lapangan sangat terasa jauh. Itu pun mereka sudah menggunakan kendaraan roda dua yang bisa menerabas. Ia tak bisa membayangkan jika menggunakan kendaraan roda empat, mungkin bisa berminggu-minggu karena aksesnya yang begitu sulit.

“Ternyata antara Krayan-Malinau itu sangat dekat sebenarnya. Ada satu titik saja yang harus diselesaikan, mohon maaf saya bukan protes ya, hanya ingin menyampaikan, cuma memberi data dan memberi informasi terkait dengan perjalanan kami sampai di Malinau bahwa sangat membutuhkan proses dan tidak semudah membalikkan telapak tangan, tidak semudah istilahnya anak-anak muda itu terabas, tidak semudah itu dibayangkan,” ceritanya.

Sebenarnya, lanjut dia, lagi sambil bercanda, dia dan anggota Krayan Highland Adventure melakukan perjalanan tidak ada tujuan ke arah politik, tapi karena kelamaan lockdown di negara tetangga akibat Covid-19 sejak Maret 2020, makanya mereka kurang piknik atau biasa berkemah. Jadi perjalanan yang mereka lakukan juga tidak membebani orang lain selain komunitasnya sendiri, karena perjalanan mereka mengalir seperti air.

“Sebenarnya sekitar 25 motor dipersiapkan untuk ke Malinau, tapi ada beberapa orang yang trouble jadi sisa sekitar 10 orang yang ke Malinau. Jadi 10 kendaraan saja. Pukul 3 subuh (10/3) kami sampai di Malinau, cukup melelahkan,” tuturnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Lagi, 7,68 Hektare Lahan di Binusan Diduga Dibakar

Minggu, 17 Maret 2024 | 14:50 WIB
X