PROKAL.CO,
BELAJAR daring yang diterapkan pemerintah bikin kuwalahan sebagian siswa dan orang tua, terutama bagi mereka yang sulit mendapatkan akses internet dan memiliki smartphone.
Seperti yang dialami seorang siswa SMAN I Tanjung Palas, Riski. Ia mengaku terpaksa harus menempuh jarak 2 kilometer (km) untuk bisa mengakses jaringan internet demi membuat tugas dari guru.
“Saya tinggal di Kerubung (Tanjung Palas). Di sana jaringan internet tidak kuat. Makanya saya ke sini (pos polisi Tanjung Palas) membuat tugas,” sebutnya. Sebenarnya untuk abses jaringan internet di Kerubung masih bisa digunakan. Namun, untuk membuat tugas sekolah, jaringan internet lelet.
“Di kantor desa itu ada jaringan internet (program BAKTI). Tetapi lemot,” bebernya. Akhirnya, dirinya memutuskan untuk menempuh jarak 2 km menuju pos polisi yang posisinya lebih tinggimembuat dan mengirimkan tugas. “Kalau di sini (pos polisi) enggak tentu juga. Biasanya 2 jam sampai 3 jam. Tergantung tugasnya, banyak atau tidak,” ungkapnya.
Bulan lalu, Riski mengaku, sempat mendapatkan kuota internet sebesar 20 GB. Namun, Februari lalu belum menerima bantuan kuota internet. “Kalau bulan lalu saya sempat dapat 20 GB. Kalau sekarang ini sudah tidak ada. Jadi, untuk mengerjakan tugas saya beli kuota internet lagi,” akunya.
Meski dapat kuota gratis dari pemerintah, untuk menggunakan, Riski bersama beberapa temannya harus bolak-balik ke pos polisi. Riski pun berharap belajar tatap muka diterapkan kembali. “Bisa kumpul dengan teman-teman,” singkatnya.