TARAKAN - Minimnya regenerasi pada sebagian partai Politik (Parpol) menyebabkan persoalan menurunnya kualitas sebagian parpol dalam memberikan kontribusi politik Indonesia. Hal itulah yang dirasakan salah satu partai besar, Golkar Cabang Kota Tarakan.
Saat dikonfirmasi, Ketua DPC Golkar Kota Tarakan Tigor Nainggolan, menerangkan jika pihaknya membutuhkan penyegaran di dalam tubuh partai. Sehingga menurutnya, Golkar Tarakan memerlukan peran pemuda dan wanita untuk melanjutkan perjuangan kader senior.
"Ke depan sebaiknya kita memilih kader-kader muda untuk meneruskan perjuangan kami yang sudah sepuh ini. Dan membina mental mereka supaya berani untuk maju berkontestasi. Termasuk para wanita. Jadi kami mengutamakan kaum milenial dan wanita. Tapi tentunya kita tetap menghormati semua senior-senior yang sudah tua,"ujarnya, kemarin (27/2).
Selain itu, ia menjelaskan sejauh ini masih minimnya peran wanita dalam memegang peran besar di dalam partai. Sehingga ia menegaskan kedepannya Golkar siap memberikan panggung kepada kader wanita dan millenial untuk unjuk gigi dalam memberikan kontribusi kepada partai.
"Dari dulu, kami memang membutuhkan kader wanita. Contohnya di DPRD provinsi, 3 kader wanita jadi kader di provinsi. Berarti itu membuktikan bahwa Golkar sangat membutuhkan peran wanita. Mudah-mudahan di Tarakan akan ada lagi perempuan-perempuan milenial untuk menjadi wakil rakyat," tukasnya.
Lanjutnya, dalam meningkatkan kualitas SDM pihaknya juga akan menaikkan standar pendidikan bagi kader baru. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam mengikuti perkembangan zaman.
"Selain itu, kedepannya kami juga menerapkan standar pendidikan S1 untuk meningkatkan kualitas SDM Golkar. Sekarang, banyak anak muda sarjana yang cerdas dan peduli dengan politik. Sehingga hal ini menjadi kesempatan Golkar dalam menampung bibit-bibit ini," ucapnya.
"Bagaimana pun, kaum muda adalah generasi penerus kita. Jadi jangan kita ego di dalam kepengurusan, untuk menolak regenasi. Semua ada masanya dan ada eranya. Tiba saatnya, kami yang sepuh ini pasti digantikan dengan yang muda untuk tetap melanjutkan perjuangan Golkar," sambungnya.
Dirinya amat menyadari, usia lanjut membuat ia dan kader senior lainnya mengalami penurunan dalam segi apapun. Apalagi, perkembangan teknologi yang membuat sebagian partai berlomba mengejar eksistensi dalam berkampanye di media sosial, membutuhkan kreativitas dari pemuda.
"Apalagi, saya pikir pemuda-pemuda sekarang lebih hebat. Dengan perkembangan teknologi, anak muda dapat menuangkan ide dan pokok pikirannya dalam mencari solusi permasalahan setiap daerah. Kalau yang tua sekarang ini kan, kurang aktif di media sosial karena hasrat telah menurun. Mau mengetik saja susah, mau buat apa susah. Sehingga dengan adanya kader muda ini mungkin dapat memaksimalkan eksistensi Golkar di dunia maya,"jelasnya.
"Saya terus terang, kalau kita mengharapkan yang lama-lama, mungkin Golkar akan mengalami kemunduran. Karena kader yang sepuh ini tidak akan hidup dan sehat selamanya. Mungkin besok ada yang sakit-sakitan, ada atau meninggal. Oleh karena itu dibutuhkan penyegaran," lanjutnya.
Menurutnya, dengan merekrut kader muda, menunjukkan bahwa Golkar merupakan salah satu Parpol yang cukup realistis menghadapi perkembangan zaman.
"Kami ingin menunjukan bahwa Golkar terbuka dengan kaum milenial. Jangan takut memberikan peran bagi pemuda, jika dia sanggup berikan kepercayaan kepada mereka dan yang tua dapat membimbing dari belakang," pungkasnya. (*/zac/har)
