TANJUNG SELOR – Peningkatan kesejahteraan nelayan menjadi salah satu program yang tengah digalakkan pemerintah secara terpusat. Tak terkecuali, nelayan yang ada di Kabupaten Bulungan.
Di tahun ini, berdasarkan data Dinas Perikanan (Diskan) Bulungan, nelayan di daerah dengan sebutan Bumi Tenguyun ini bakal ‘disuntik’ anggaran sekitar Rp 2 miliar melalui dana alokasi khusus (DAK).
Sekretaris Diskan Bulungan, Hj. Hadijah mengungkapkan, besaran dana itu tak ditampiknya menjadi suatu kabar baik di OPD-nya. Pasalnya, terbatasnya anggaran di daerah atau APBD, maka diperlukan dukungan pusat guna mendongkrak program yang ada di daerah.
“Ya, memang dari informasi yang kami dapati benar bahwa tahun ini ada sekitar RP 2 miliar DAK untuk dinas ini,” ungkapnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (24/2).
Namun, pihaknya berharap tak ada refocusing sehingga anggaran itu batal diprogramkan. Meski, memang dari informasi yang didapatinya bahwa akan tetap ada refocusing. “Di masa pandemi ini memang soal refocusing itu tetap ada. Ya, tapi mudahan tak pada program di Diskan ini,” harapnya.
Alasan pihaknya melontarkan hal tersebut dikarenakan program pada OPD-nya ini dipastikan bersentuhan secara langsung terhadap masyarakat. Oleh karenanya, jika sampai terdampak refocusing sehingga program itu bakal memberikan dampak luar biasa di tengah masyarakat. Khususnya nelayan kecil dan pembudidaya.
“Tapi, mengaca pada tahun lalu tak sampai dilakukan refocusing besar-besaran. Sehingga DAK tetap masuk dan program berjalan sebagaimana mestinya,” jelasnya.
Disinggung mengenai program apa yang bakal digulirkan kembali dari DAK, ia menjelaskan bahwa ada program yang tentunya masuk pada skala prioritas. Misalnya, pada peningkatan sarana dan prasarana (sarpras) nelayan. Kemudian, paket budidaya seperti pakan dan benihnya. “Soal program ini detailnya tak hapal. Tapi, secara umum muaranya pada peningkatan kesejahteraan nelayan,” tuturnya.
Tambahnya, dalam pemberian program di lapangan OPD-nya ini dipastikan selektif. Tujuannya, agar bantuan itu dapat benar pada nelayan yang benar-benar membutuhkan. Sehingga anggaran dari DAK itu tak sia-sia atau justru sampai tak tepat sasaran.
“Alhamdulillah sejauh ini kami terus menyeleksinya. Jadi, bukan pada nelayan yang baru terjun atau coba-coba, tetapi mereka yang memang menggeluti profesi tersebut,” tuturnya. (omg/eza)