PROKAL.CO,
TARAKAN – Dengan jarak yang lebih dekat dari negara tujuan, ekspor komoditi perikanan dari Tarakan dinilai akan lebih menghemat biaya 40 persen dibandingkan ekspor yang selama ini dilakukan melalui Jakarta atau Surabaya.
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltara, Peter Setiawan usai bertemu Wakil Ketua Komite II DPD RI, Hasan Basri di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut dirinya ingin meminta dukungan terkait rencana ekspor langsung dari Tarakan.
Menurutnya, dengan mengekspor langsung dari Tarakan akan lebih menghemat biaya hingga ke negara tujuan, sehingga berdampak pada harga komoditi perikanan terutama udang menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. “Pasti harga komoditi perikanan, khususnya udang yang menjadi komoditi unggulan di Kaltara, harganya akan menjadi lebih baik lagi, hal tersebut tentunya dapat memberikan efek bagi petambak dan nelayan,” ucapnya.
Selain lebih menghemat biaya, ekspor langsung dari Tarakan juga memberikan dampak positif bagi pelaku usaha, perputaran uang akan menjadi lebih cepat. “Namanya pelaku usaha, lebih cepat perputaran uangnya akan menjadi lebih baik lagi untuk kemajuan usahanya,” ujarnya.
Dari sisi pendapatan asli daerah (PAD), ekspor langsung dari Tarakan juga memberikan dampak positif bagi pemerintah daerah (pemda). Bila sebelumnya PAD untuk ekspor langsung didapatkan dari daerah yang melakukan ekspor selama ini yakni Surabaya dan Jakarta, dengan adanya ekspor langsung dari Tarakan tentunya akan memberikan tambahan PAD bagi Kota Tarakan. “Selama ini yang mendapatkan PAD hanya daerah yang mengekspornya, kita tahu sendiri ekspor selama ini dilakukan via Surabaya dan Jakarta saja, otomatis PAD ekspor tersebut masuk di dua daerah tersebut saja, tidak masuk ke PAD Tarakan,” bebernya.
Selain itu, dengan adanya ekspor langsung dari Tarakan, dirinya berharap pengiriman komoditi perikanan lewat kontainer bisa lebih murah lagi, dikarenakan harga pengiriman menggunakan kontainer saat ini sangat mahal dibandingkan sebelumnya. “Kalau dulu kita mengirim dari Tarakan ke Rotterdam, Belanda biasanya hanya sekitar 6.700 USD atau sekitar Rp 80 juta, saat ini untuk satu kontainer yang dikirim ke sana bisa mencapai 15.000 USD atau sekitar Rp 200 juta. Tentu kita harapkan dengan adanya ekspor langsung dari Tarakan biaya ini juga ikut lebih murah,” ujarnya.