ALMARHUMAH merupakan tokoh sentral sekaligus Ketua DPD II Golkar Nunukan. Beliau juga masih aktif sebagai anggota DPRD Provinsi Kaltara periode 2019-2024. Ternyata sebelum meninggalkan keluarga, almarhumah punya niat yang tertunda.
Itu diungkapkan Siti Raudah, anak dari almarhumah yang juga anggota DPRD Nunukan kepada Radar Tarakan. Diwawancarai, Senin (23/2), Raudah dengan mata sedih, mengungkapkan mereka punya banyak rencana, sebelum hendak pulang bersama ke Nunukan. Almarhumah yang juga menjabat anggota DPRD Provinsi Kaltara punya agenda reses di Nunukan Februari dan berencana melakukan reses di Nunukan bersama dengan dirinya.
“Kata almarhumah nanti kalau kita pulang ke Nunukan, ibu mau mengadakan reses bersama saya, niatnya itu uang resesnya mau dibelikan beras untuk sedekahkan ke masyarakat, ternyata ibu belum sempat melaksanakan, ibu sudah keburu duluan dipanggil Tuhan,” tutur Raudah saat diwawancarai, Selasa (23/2).
Ditanya kronologis wafatnya almarhum Hj. Asmah Gani, Raudah tak menyangka orang tuanya tiba-tiba mengalami drop hingga akhirnya meninggal dunia sekira pukul 23.52 Wita Senin.
“Dropnya semalam (Senin malam) itu tiba-tiba, karena selama 2 minggu, ibu stabil saja. Tapi tiba-tiba drop di RSUD Tarakan sampai meninggal pukul 23.52 malam dini hari,” ujar Raudah.
Sejak sebulan lalu, awalnya almarhumah dikatakannya tidak sakit, hanya saja kondisi tubuhnya yang sudah tidak kuat karena ada penyakit asam urat, dan bertahun-tahun sudah mengkonsumsi obat herbal, ternyata mempengaruhi fisiknya.
Kondisi itu, membuat Raudah memutuskan membawa almarhumah ke Tarakan. Raudah memang dahulu sampai di Tarakan kemudian disusul almarhumah diterbangkan ke Tarakan bersama adiknya. Sampai di Tarakan, untuk mengetahui kondisinya, almarhumah pun langsung dirawat di Rumah Sakit (RS) Pertamina.
Almarhumah sempat dirawat inap selama 4 hari 5 malam di rumah sakit tersebut. Di RS Pertamina, pihak RS tidak mau menerima pasien yang terkonfirmasi Covid-19, karena almarhumah tidak terpapar Covid-19 setelah diswab negatif, akhirnya bisa dirawat inap.
“Usai dirawat dari RS Pertamina dan keluar dari RS, kita rencanakan mau pulang ke Nunukan, tapi karena harus kontrol kembali ke dokter, ketika kontrol untuk yang kecdua kalinya, tiba-tiba ibu batuk di dalam mobil, akhirnya kita kembali konsultasikan ke RS,” kata Raudah.
Keadaan ini dijelaskan ke pihak RS, dimana pasca kontrol pertama, almarhumah sudah mengalami batuk. Pihak RS sendiri tak menyangka, kenapa almarhumah bisa ada gejala batuk. Pada akhirnya sebelum pulang ke Nunukan, almarhumah, diagendakan lakukan swab dahulu.
“Setelah diswab ibu dinyatakan positif, kami ingin kembali ke RS Pertamina, tapi RS Pertamina tidak bisa menerima pasien yang terpapar, akhirnya kami ke RSUD Tarakan. Sempat dirawat selama 2 minggu, ibu awalnya stabil saja, tapi tiba-tiba itulah semalam (Senin malam) drop sampai meninggal pukul 23.52 malam dini hari,” jelasnya Raudah lagi.
Selasa (23/2) pagi, alamarhumah akhirnya dimakamkan di pemakaman keluarga tetap dengan protokol Covid-19, di daerah Kelurahan Mamburungan.
“Kami keluarga memohon maaf, kalau selama hidupnya ibu banyak salah pada masyarakat, kami minta dimaafkan, karena bagaimana pun ibu pernah jadi pemimpin di Nunukan, mungkin banyak masyarakat yang merasa ibu tidak baik, ibu banyak salah, mohon dimaafkan,” harap Raudah.
Diwawancarai terpisah, Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura mengatakan, dirinya atas nama pasangan Amanah mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Hj. Asmah Gani. Laura mengaku beliau mantan Wakil Bupati Nunukan dan saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kaltara. Almarhumah dikatakannya, sebagai salah satu tokoh Nunukan yang mempunyai peran penting dalam pembangunan Nunukan.
