GeNose Lebih Cepat dan Murah, Berharap Segera Ada di Kaltara

- Senin, 22 Februari 2021 | 10:40 WIB

TARAKAN - Dianggap lebih cepat dan lebih murah, GeNose kedepannya bisa menjadi pilihan sebagai alat pemeriksaan Covid-19 di bandara maupun di pelabuhan. Hal tersebut diungkapkan, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, dr Franky Sientoro,Sp.A, dimana untuk mengetahui hasilnya, GeNose hanya memerlukan waktu sekitar 2 menit.

“Selain lebih cepat, dari sisi harganya juga lebih murah yakni hanya sekitar Rp 20 ribu, dimana hal tersebut diketahui dari penggunaan GeNose di sejumlah stasiun kereta api di Jawa untuk penumpang yang akan menaiki kereta api,” ungkapnya. 

Adapun cara kerja GeNose yakni melakukan pedenteksian udara yang dihembuskan pasien ke dalam kantung khusus, setelah itu, kantung dihubungkan ke GeNose untuk dianalisis oleh Artificial intelligence (AI). Adapun output dari analisis GeNose adalah respons sensor dari senyawa volatile organic compounds (VOC) yang dihasilkan oleh virus yang menginfeksi tubuh manusia. Menggunakan metode sederhana Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) menunjukkan bahwa akurasi GeNose memiliki sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen. 

“Adapun untuk sensitivitas dan spesifitasnya GeNose ini di atas 90 persen, artinya bagus untuk digunakan, apalagi bila digunakan di tempat banyak orang sebagai langkah screening awal seperti di bandara dan pelabuhan,” ujarnya. 

Meski begitu, penggunaan GeNose di bandara dan pelabuhan masih menunggu produksinya secara massal, karena baru di sejumlah stasiun di Jawa saja yang menggunakannya. 

“Perkembangan terbaru belum ada kapan GeNose ini direalisasikan sebagai alat screening di bandara dan pelabuhan, mungkin karena jumlah produksinya yang terbatas penyebabnya, adapun untuk harganya sendiri satu unit mesin memiliki harga berkisar Rp 60 juta ke atas,” ungkapnya. 

Melihat lebih cepat dan lebih murahnya penggunaan GeNose, tentunya penggunaan Rapid Antigen saat ini untuk screening di bandara dan pelabuhan kedepan bisa digantikan dengan GeNose.  “Untuk Rapid Antigen sendiri pemeriksaannya menggunakan swab atau usap hidung untuk mencari bagian dari tubuh atau lebih spesifik protein kuman atau virus termasuk Covid-19,” ujarnya. 

Adapun Rapid Antigen untuk hasilnya belum akurat, sehingga ketika usai tes hasil yang keluar positif, disarankan untuk melakukan swab PCR lagi untuk memastikan hasilnya.  “Untuk Rapid Antigen ini hasilnya biasanya butuh waktu 15 menit baru ke luar tentu bila digunakan di bandara atau di pelabuhan tidak efektif karena jumlah orangnya yang banyak, sementara untuk harganya sendiri antara Rp 250 ribu di Pulau Jawa dan Rp 275 ribu di luar Pulau Jawa,” ungkapnya. 

Meski GeNose dan Rapid Antigen bisa menjadi pilihan dalam pemeriksaan awal di bandara, pelabuhan dan stasiun kereta api, dalam penentuan seseorang terkena Covid-19 atau tidak tetap swab PCR menjadi pilihan. “Mengapa swab PCR yang jadi penentu, karena tingkat akurasinya yang tinggi dibandingkan GeNose, Rapid Antigen ataupun pemeriksaan awal lainnya,”ujarnya.

 Adapun untuk swab PCR, prosedunya menggunakan kapas lidi yang diusap pada rongga nasofaring (hidung) atau orofaring (tenggorokan) untuk mendapatkan lendir yang akan digunakan sebagai sampel.  

“Dari sampel yang ada tersebut, nantinya di masukan ke mesin PCR, adapun untuk mengetahui hasilnya ini tergantung jumlah sampelnya, karena kalau hanya diperiksa satu-satu tentu rugi, jadi kalau sudah kuota sampelnya terpenuhi baru mesin PCR tersebut digunakan, artinya untuk mengetahui hasilnya tergantung banyaknya sampel, bisa satu hingga 7 hari baru mengetahui hasilnya,” ungkapnya. 

Akurasi yang tinggi dari swab PCR, membuatnya menjadi pilihan pemeriksaan terakhir, untuk memastikan seseorang terkena Covid-19 atau tidak, Swab PCR merupakan tes yang paling direkomendasikan oleh WHO untuk mendiagnosis virus SARS-CoV-2. “Adapun untuk harganya dari pemerintah sudah menetapkan sekali tes Swab PCR Rp 900 ribu,” ujarnya.

 Adanya GeNose yang lebih efisien dan murah, dinilai sejumlah masyarakat akan membantu memudahkan dalam hal perjalanan ke luar Kaltara, hal tersebut diungkapkan Andi salah satu warga Kelurahan Gunung Lingkas, dimana untuk Rapid Antigen yang menjadi syarat untuk berangkat, dinilai masih mahal. 

“Kemarin saya berangkat, harus Rapid Antigen, untuk harganya Rp 300 ribu, tentu ini lebih mahal bila dibandingkan menggunakan GeNose yang hanya Rp 20 ribu di Jawa,” ujarnya. Dirinya berharap di Kaltara, bisa segera menggunakan GeNose yang mana dapat memudahkan masyarakat untuk berpergian ke luar daerah, selain murah, dari segi waktu lebih cepat.  “Kemarin kalau Rapid Antigen, sekitar 15 menitan baru kita tahu hasilnya, bila dibandingkan GeNose yang hanya sekitar 2 menit saja, tentu lebih efisien waktu,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X