PROKAL.CO,
TARAKAN - Dianggap lebih cepat dan lebih murah, GeNose kedepannya bisa menjadi pilihan sebagai alat pemeriksaan Covid-19 di bandara maupun di pelabuhan. Hal tersebut diungkapkan, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, dr Franky Sientoro,Sp.A, dimana untuk mengetahui hasilnya, GeNose hanya memerlukan waktu sekitar 2 menit.
“Selain lebih cepat, dari sisi harganya juga lebih murah yakni hanya sekitar Rp 20 ribu, dimana hal tersebut diketahui dari penggunaan GeNose di sejumlah stasiun kereta api di Jawa untuk penumpang yang akan menaiki kereta api,” ungkapnya.
Adapun cara kerja GeNose yakni melakukan pedenteksian udara yang dihembuskan pasien ke dalam kantung khusus, setelah itu, kantung dihubungkan ke GeNose untuk dianalisis oleh Artificial intelligence (AI). Adapun output dari analisis GeNose adalah respons sensor dari senyawa volatile organic compounds (VOC) yang dihasilkan oleh virus yang menginfeksi tubuh manusia. Menggunakan metode sederhana Multi Layer Perceptron (MLP) dan Support Vector Machine (SVM) menunjukkan bahwa akurasi GeNose memiliki sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen.
“Adapun untuk sensitivitas dan spesifitasnya GeNose ini di atas 90 persen, artinya bagus untuk digunakan, apalagi bila digunakan di tempat banyak orang sebagai langkah screening awal seperti di bandara dan pelabuhan,” ujarnya.
Meski begitu, penggunaan GeNose di bandara dan pelabuhan masih menunggu produksinya secara massal, karena baru di sejumlah stasiun di Jawa saja yang menggunakannya.
“Perkembangan terbaru belum ada kapan GeNose ini direalisasikan sebagai alat screening di bandara dan pelabuhan, mungkin karena jumlah produksinya yang terbatas penyebabnya, adapun untuk harganya sendiri satu unit mesin memiliki harga berkisar Rp 60 juta ke atas,” ungkapnya.