Nelayan Masih Mengandalkan Elpiji Jatah RT

- Rabu, 17 Februari 2021 | 14:55 WIB
BELUM JELAS: Rencana pembangunan pangkalan elpiji 3 kg khusus nelayan belum terealisasi. Untuk menjalankan mesin perahu, nelayan masih menggunakan elpiji 3 kg jatah rumah tangga./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
BELUM JELAS: Rencana pembangunan pangkalan elpiji 3 kg khusus nelayan belum terealisasi. Untuk menjalankan mesin perahu, nelayan masih menggunakan elpiji 3 kg jatah rumah tangga./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR – Wacana pemerintah untuk menyediakan pangkalan elpiji 3 kg khusus nelayan pada akhir 2020 tidak terealisasi. Bahkan hingga memasuki pertengahan Februari 2021, program untuk menyukseskan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) belum ada kabarnya.

 Mau tak mau, untuk memanfaatkan program pemerintah tersebut para nelayan menggunakan elpiji 3 kg jatah rumah tangga (RT). Bahkan ada yang kembali menggunakan BBM sebagai alat penggerak mesin perahu .

Hal ini dibenarkan Sekeretaris Dinas (Diskan) Bulungan Hj. Hadijah kepada Radar Kaltara (16/2).

 “Ya, tapi disadari juga karena sampai saat ini pangkalan elpiji khusus nelayan kecil belum tersedia.  Sehingga cara – cara itu saja yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari – hari,’’ ungkapnya.

Hadijah menjelaskan, sejak program konverter kit ini diguilirkan pada 2019, semua intansi terkait mengetahui selain konversi BBM ke BBG, pangkalan elpiji 3 kg  juga dibutuhkan.

“Ini program pemerintah pusat. Jadi, soal komunikasi (pangkalan) itu memang sudah terjalin. Artinya, ketika program peralihan bahan bakar berjalan. Maka, pangkalan elpiji bagi nelayan itu harus ada,’’ jelasnya.

Namun hingga saat ini program tersebut belum berjalan maksimal, karena belum adanya pangkalan elpiji khusus untuk nelayan. Meski untuk persyaratan administrasi seperti data kebutuhan atau kuota elpiji setiap nelayan kecil yang menerima sudah disinkronkan ke pemerintah pusat.

“Di sini (Bulungan) tinggal menunggu pembangunannya saja,’’ jelasnya.

Tambahnya, sebagai OPD yang membantu memfasilitasi jalannya program peralihan BBM – BBG, ia sangat berharap pembangunan pangkalan elpiji khusus nelayan harus ada. Sehingga tujuan utama program ini dapat berjalan seperti yang diharapkan.

“Tujuan utamanya, salah satunya bagaimana bahan bakar para nelayan menjadi lebih hemat. Ya, tapi jika di lapangan tak ada pangkalan dan mengandalkan elpiji eceran, tentu harga lebih mahal dan lepas dari tujuan program ini,’’ pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Diskan Bulungan dalam kurun waktu satu tahun kebutuhan elpiji nelayan di daerah ini sebanyak 630.360 tabung. Jumlah itu mengacu pada data penerima program konversi BBM-BBG dalam dua tahun terakhir sebanyak 1.751 nelayan. Dikarenakan setiap nelayan mendapatkan jatah 2 tabung dengan estimasi setiap bulan trip 15 hari.

Sementara wacana pembangunan pangkalan berada di Kecamatan Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Palas Tengah, Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas Timur. Sebelumnya, Pertamina juga membenarkan soal rencana pembangunan pangkalan elpiji khusus nelayan. Tujuannya sebagai bentuk dukungan jalannya program peralihan BBM-BBG di Bumi Tenguyun. Lantaran hingga saat ini belum ada pangkalan untuk nelayan.(omg/ana)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X