7 WNI yang Ditangkap Sudah di KRI Tawau

- Selasa, 16 Februari 2021 | 14:50 WIB
SUDAH DI KRI TAWAU: Tujuh WNI yang sempat ditahan Police Marinesudah di KRI Tawau sejak Minggu (14/2)./DOKUMENTASI KRI TAWAU UNTUK RADAR TARAKAN
SUDAH DI KRI TAWAU: Tujuh WNI yang sempat ditahan Police Marinesudah di KRI Tawau sejak Minggu (14/2)./DOKUMENTASI KRI TAWAU UNTUK RADAR TARAKAN

NUNUKAN - Pembangunan pos pantau di pertengahan rute penyeberangan sungai dari Sei Bolong ke Sei Ular diwacanakan. Itu dibangun sejatinya untuk mengantisipasi penangkapan WNI oleh Police Marine atau tentara Malaysia di jalur tempat di mana WNI sering ditangkap aparat Malaysia karena diduga melewati batas negara.

Sementara itu, 7 WNI yang sempat ditangkap lantaran permasalahan batas negara tersebut pada Rabu (10/2) lalu, sudah diserahkan ke Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau pada Minggu (14/2).

Danposal Tinabasan, Letda laut (E) Heri Susanto yang ditanyakan soal wacana pembangunan pos pantau di daerah antara rute Sei Bolong ke Sei Ular tersebut mengatakan, wacana itu sedang dalam proses. Namun mengantisipasi terjadinya penangkapan WNI  lagi, pada penyeberangan sungai itu, tepat di atas 17.00 WITA akan ada pengawalan khusus dari aparat Indonesia.

“Ya, jadi nanti yang ngawal bukan TNI AL saja, tapi juga ada TNI AD dan intansi Polri juga siap untuk mengawal. Tentunya demi mengurangi kejadian penangkapan terulang kembali,” ungkap Heri saat diwawancarai, Senin (15/2).

“Dan ini, perintah dari Danlantamal ditunjuk ke Danlanal lalu turun ke saya,” tambah Heri.

Sementara itu, Asisten Pemerintah dan Kesra Setkab Nunukan, M. Amin yang juga ditanya soal wacana pembangunan pos pantau tersebut mengatakan, hal itu memang sudah menjadi wacana untuk penanganan antisipasi penangkapan WNI oleh Police Marine atau tentara Malaysia di daerah tersebut.

Sayang untuk progresnya, Amin belum mendapatkan informasi dari perbatasan seperti apa mekanismenya mendatang. Penanganan itu, memang bisa saja dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan sendiri dan bekerja sama dengan pihak lain, misal dengan badan perbatasan ataukah juga Satgas Pamtas selaku pihak terkait.

“Kalau wacana memang benar, tapi kalau untuk progresnya, kami belum bisa memberikan informasi. Soal ini, dalam waktu dekat, akan dirapatkan dahulu. Yang jelas itu memang salah satu wacana untuk mencari jalan keluar permasalahan di daerah tersebut. Jangan sampai warga kita kesasar lagi di daerah itu,” ungkap M. Amin saat wawancarai, Senin (15/2).

Terpisah, Pejabat Fungsi Pensosbud KRI Tawau, Emir Faisal saat dikonfirmasi kabar perkembangan 7 WNI yang ditangkap aparat Malaysia Rabu (10/2) lalu mengaku, ketujuh WNI tersebut sudah berada di KRI Tawau. Mereka diinapkan di shelter KRI Tawau.

Dijelaskan Emir, memang pada tanggal 13 Februari lalu, KRI Tawau melakukan upaya lobi kepada Instansi terkait di Tawau dan pada tanggal 13 Februari, diperoleh informasi bahwa pihak Malaysia telah setuju menyerahkan kepada KRI Tawau pada Minggu (14/2).

Minggu siang, telah dilakukan serah terima dari Pejabat Kesihatan Daerah Tawau kepada KRI Tawau. Kemudian ke-7 WNI dibawa ke Konsulat untuk menunggu proses kepulangan ke Tanah Air. “Ya, saat ini WNI sudah berada di Konsulat, kita upayakan mereka secepatnya pulang,” kata Emir. (raw/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X