TANJUNG SELOR – Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia diprediksi hingga 17 Februari. Untuk mengantisipasi hal tersebut nakhoda dan masyarakat maritim diminta untuk selalu waspada.
Menghadapi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut telah mengeluarkan maklumat pelayaran Nomor 18/PHBL/2021 tanggal 11 Februari 2021 yang ditujukan kepada seluruh Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia.
Kepala Pos Pelabuhan Kayan II Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Tanjung Selor, Mulyono saat dikonfirmasi membenarkan perihal maklumat yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Laut tersebut.
“Jadi, dalam maklumat itu kita diminta untuk meningkatkan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran, serta memastikan kegiatan bongkar muat berlangsung tertib dan lancar,” kata Mulyono kepada Radar Kaltara, Minggu (14/2).
Sebetulnya, sebelum maklumat dikeluarkan pengawasan sudah rutin dilakukan. Bahkan, jika terpantau cuca kurang baik keberangkatan akan ditunda sampai kondisi cuaca membaik.
“Kami akan berkoordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Termasuk dengan nakhoda,” bebernya.
Biasanya, gelombang tinggi itu terjadi di perairan muara. Kalau masih di sungai cuaca sulit termonitor.
“Kalau di sungai kan tidak ada istilah gelombang tinggi. Biasanya di laut saja,” ujarnya.
Kemudian, barang bawaan penumpang juga akan dipantau. Apabila melebihi kapasitas maka barang terebut tidak akan diangkut.
“Kami akan tegas, karena berisiko kalau barang yang melebih kapasitas tetap diangkut,” bebernya.
Di masa pandemi Covid-19, penumpang juga selalu diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes). Nahkoda juga diminta untuk turut aktif mengawasi penumpang.
“Kalau ada yang tidak pakai masker tidak akan kami angkut. Jadi, kita minta agar penumpang selalu disiplin protokol kesehatan mulai dari keberangkatan hingga kedatangan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Kelas III Tanjung Harapan, Muhammad Sulam Khilmi menambahkan, untuk wilayah perairan Kaltara gelombang rendah hingga sedang diprediksi akan berlangsung hingga 18 Februari.
“Di wilayah perairan Kaltara gelombang maksimum 2,5 meter,” ungkapnya.