Jembatan Jelarai Akan Ditutup

- Rabu, 27 Januari 2021 | 12:38 WIB
AKAN DIPERBAIKI: Jembatan Jelarai akan diperbaiki mulai 30 Januari hingga April mendatang. Selama perbaikan, arus lalu lintas dipindahkan ke Jembatan Meranti./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA
AKAN DIPERBAIKI: Jembatan Jelarai akan diperbaiki mulai 30 Januari hingga April mendatang. Selama perbaikan, arus lalu lintas dipindahkan ke Jembatan Meranti./PIJAI PASARIJA/RADAR KALTARA

TANJUNG SELOR - Jembatan Jelarai yang merupakan akses utama keluar-masuk Tanjung Selor, Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara) dari daratan Kalimantan, rencananya akan ditutup dalam waktu dekat oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Penutupan akses utama ini dilakukan lantaran ada kerusakan yang terjadi pada elemen material antara balok dan tiang pada oprit dari jembatan sepanjang 143 meter dan lebar 6 meter tersebut.

Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR Perkim) Kaltara, Hendro mengatakan, pengerjaan itu dilakukan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) di bawah Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR. "Informasinya, itu terjadi kerusakan elemen antara balok dan tiang pada oprit jembatan di sisi Tanjung Selor dari jembatan itu," ujarnya kepada Radar Kaltara, saat ditemui di Tanjung Selor, Selasa (26/1).

Awalnya pada 2020 lalu memang ingin dilakukan penutupan akses jalan ini. Hanya saja tertunda karena adanya refocusing anggaran dan fokus penyelesaian jalan tembus yang dari PLTU Gunung Seriang menuju Bulu Perindu dan tembus ke Jalan Meranti, Tanjung Selor. "Karena sebelumnya itu jalan alternatifnya belum selesai makanya di-pending dulu. Sekarang jalan itu sudah bisa dilewati, berarti jembatan Jelarai sudah bisa ditutup," jelasnya.

Artinya, jika jembatan Jelarai itu ditutup maka aktivitas keluar-masuk Tanjung Selor akan dialihkan lewat Jalan Meranti tersebut. Adapun rencana penutupan yang akan dilakukan antara 29 atau 30 Januari 2021 itu baru sebatas surat pengajuan dari Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) BPJN. "Jadi sekarang mereka masih menunggu kapan disetujui oleh Dirlantas Polda Kaltara dan Satlantas Polres Bulungan," tuturnya.

Saat ini, kondisi jalan dari PLTU Gunung Seriang ke Jembatan Meranti itu sudah agregat. Sehingga sudah bisa dilewati, namun tetap harus berhati-hati. Apalagi akses jalan ini hanya perbaikan sebagian, maka diperkirakan waktu lima bulan sudah cukup untuk penyelesaian opritnya.

Kepala BPJN Kaltara Zamzami yang dikonfirmasi terpisah juga mengatakan rencana perbaikan jembatan ini karena oprit dari sisi Tanjung Selor sudah mengalami penurunan. "Dalam masa pelaksanaannya, arus lalu lintas akan dialihkan (dari PLTU Gunung Seriang ke Jalan Meranti). Tapi sampai saat ini kita masih sosialisasikan," katanya.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Ditlantas Polda Kaltara. Setelah sosialisasi selesai dilakukan, maka pihaknya akan melakukan uji coba jalan pengalihan atau jalan alternatif tersebut. Jika sudah bisa, baru dilakukan penutupan Jembatan Jelarai tersebut.

Untuk lebar yang diperbaiki pada jembatan itu tetap sama seperti semula, yakni sebagai jembatan tipe B, lebarnya 7 meter ditambah dengan bahu jalan 1 sampai 2 meter. Sedangkan lebar keseluruhan mencapai 9 hingga 10 meter. "Untuk anggarannya saya kurang hafal. Tapi untuk rencana penutupan antara 29 atau 30 Januari itu masih belum pasti. Itu baru rencana, dan kita harus pastikan dulu," tuturnya.

Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional  (Kasatker PJN) Wilayah I Kaltara Andi Nugroho Jati menambahkan, sesuai rencana pengerjaan oprit jembatan (arah Tanjung Selor) dimulai tanggal 30 Januari 2021. “Kami upayakan sebelum lebaran pengerjaan sudah selesai,” ungkap Jati kepada Radar Kaltara melalui sambungan telepon, Selasa (26/1).

Selama pengerjaan, jembatan akan ditutup. Namun sebelum dilakukan penutupan, PJN Wilayah I Kaltara bersama Dirlantas Polada Kaltara akan terlebih dahulu melakukan uji coba traffic (lalu lintas). “Jadi, dari hasil uji traffic itu akan diputuskan apakah harus ditutup total atau masih bisa lewat sebagian di jembatan,” ujarnya.

Apabila ditutup total maka arus lalu lintas di jembatan Jelarai akan dialihkan ke jembatan Meranti yang menghubungkan Kelurahan Tanjung Selor Hilir dengan Bulu Perindu. Dalam hal ini pihaknya memastikan bahwa jembatan Meranti dan jembatan Gunung Seriang kuat untuk dilintasi kendaraan berat. “Asal sesuai muatan dan tidak overload (kelebihan beban) jembatan itu masih kuat. Maksimal 8 ton,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga  Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara, Yusran menuturkan, ranah pengerjaan sepenuhnya ada di Kasatker PJN wilayah I Kaltara.  “Informasinya, pengalihan jalan ini sudah ditinjau oleh Dirlantas Polada Kaltara,” bebernya.

Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan apakah jalan tersebut layak untuk dialihkan atau tidak. Apabila Jembatan Jelarai diperbaiki maka secara otomatis jalan akan ditutup. “Jadi, harus ada jalan alternatif. Nah, pilihannya di Jembatan Meranti. Tetapi, kalau sepengetahuan saya sampai saat ini belum ada persetujuan dari Polda terkait pengalihan jalan tersebut,” bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X