KORPS Bhayangkara berduka dengan gugurnya satu personel Polres Tarakan, Bripka Dwi Sulistyono, yang gugur setelah berjuang melawan Covid-19. Bripka Dwi Sulistyono harus berjuang melawan Covid-19 setelah terkonfirmasi positif pada 9 Januari lalu.
Setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) selama 14 hari, Bripka Dwi Sulistyono kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan pada Minggu (24/1) lalu. Namun tepat Selasa (26/1), sekira pukul 16.18 WITA, Bripka Dwi Sulistyono menghembuskan napas terakhir.
Kapolres Tarakan, AKBP Fillol Praja Arthadira mengatakan, dirinya bersama semua keluarga besar Polres Tarakan sangat berduka dengan gugurnya Bripka Dwi Sulistyono saat melawan Covid-19. Baginya, Bripka Dwi Sulistyono merupakan salah satu personel yang terbaik dimiliki oleh Polres Tarakan.
“Beliau orangnya sangat baik, taat beribadah dan orangnya sangat humble(ramah),” katanya.
Diketahui, Bripka Dwi Sulistyono bertugas di Bandara Internasional Juwata Tarakan sebagai liaison officer (LO) Polres Tarakan. Selain itu, selama menjalankan tugas sebagai anggota kepolisian, Bripka Dwi Sulistyono selalu ramah kepada semua orang. Bahkan ia selalu memberikan senyuman terbaik, saat memberikan pelayanan masyarakat maupun kepada pimpinan. “Sering komunikasi dengan beliau, karena beliau merupakan LO Polres Tarakan di bandara,” imbuh Fillol.
Kapolres pun sangat mengapresiasi tinggi terhadap kinerja Bripka Dwi Sulistyono, selama berdinas sebagai anggota kepolisian. Meski tidak bisa memberikan penghormatan secara khusus terhadap proses pemakaman, lantaran harus mengikuti protokoler pemakaman Covid-19, namun tak mengurangi rasa penghormatan dan penghargaan terhadap Bripka Dwi Sulistyono.
“Beliau sudah menjalankan tugas negara dengan baik. Pastinya kami sangat berduka saat ini. Mungkin kalau bisa berikan reward maka akan kita berikan penghargaan atas jasa-jasa beliau,” pungkasnya.
DI MATA SAHABAT
Rasa kehilangan juga dirasakan para sahabat Bripka Dwi.
Salah satu sahabat Bripka Dwi ialah ketua KNPI Tarakan, Erick Hendrawan. Sebagai rekan satu di bangku SMP dan SMA, Erick menceritakan banyak melewatkan pengalaman indah bersama almarhum. Ia menjelaskan jika almarhum merupakan orang baik dan disukai semua orang selama hidupnya.
"Yang pertama almarhum orang baik, pekerja keras, peduli terhadap sesama apalagi teman-teman letting-annya. Dan pernah beliau tidak mengobrol kalau bertemu. Beliau dari sejak masih sekolah dulu memang dikenal sebagai orang serba bisa dan selama saya kenal almarhum dia tidak pernah menyusahkan orang lain," ujarnya.
Bahkan Bripka Dwi senang membantu rekan dalam menyesaikan masalah dan kesulitan. Tidak mengherankan, ia mudah akrab kepada semua orang.
"Bahkan dia sering membantu orang. Oleh karena itu beliau disenangi semua orang. Beliau tidak pernah membuat orang sulit, malah beliau yang sering dimintai bantuan orang lain. Makanya dari dulu kami tidak pernah lupakan itu," tuturnya.
"Dia juga sangat peduli dengan keluarga, termasuk sosok teman yang bertanggung jawab dalam semua hal. Baik dari tugas sekolah maupun hubungan pertemanan. Makanya hubungan pertemanan kami tidak pernah terputus hingga ajal beliau. Saya bahkan menganggapnya saudara saya sendiri," lanjutnya.
Mengenal Bripka Dwi selama 18 tahun, Erick merasa sosok almarhum memiliki karakter berbeda dan memiliki banyak hal positif dalam berkomunikasi. Pun ketika diterima menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri). "Dari SMP kemudian SMA sampai beliau masuk kepolisian, beliau orangnya tidak pernah berubah. Dia tetap seperti dulu," tegasnya.