Melihat Eksistensi Angkot di Tanjung Selor

- Rabu, 20 Januari 2021 | 13:18 WIB
TETAP EKSIS: Para sopir bercerita sembari menunggu penumpang di area pelabuhan di Tanjung Selor./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA
TETAP EKSIS: Para sopir bercerita sembari menunggu penumpang di area pelabuhan di Tanjung Selor./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

JIKA dulu angkot merupakan salah satu transportasi yang cukup diandalkan. Sekarang nasibnya berbeda jauh seiring meningkatnya unit kendaraan pribadi. Alhasil, angkot yang ada di Tanjung Selor bisa dikatakan hidup segan mati tak mau.

RACHMAD RHOMADHANI

KENDARAAN pribadi saat ini mudah didapat. Mengapa ? hal ini dikarenakan uang muka atau down payment (DP) kendaraan terbilang cukup murah. Maka, tak heran setiap tahun jumlah kendaraan di Tanjung Selor terus bertambah. Selain juga dikarena berkembangnya daerah dan jumlah penduduk.

Meski setiap tahun jumlah kendaraan bertambah. Eksistensi angkot tetap ada sampai detik ini. Walaupun tak ditampik adanya anggapan ‘mati suri’ yang terus menghampiri karena sejumlah angkot di daerah ini terus berkurang. Saat ini jumlahnya hanya puluhan.

Muhammad (58) salah seorang sopir angkot mengatakan, sekalipun pendapatan setiap harinya terjun bebas. Ia memastikan akan terus bekerja menafkahi anak istrinya sebagai sopir angkot. Sebab mendarah daging dalam hidupnya.

 “Saat ini dapatnya kisaran Rp 200 ribu paling banyak. Itu pun masih kotor,’’ ungkapnya dalam perbincangannya dengan pewarta, Selasa (19/1).

Kotor, jelas dia, belum dikurangi pengeluaran lainnya. Sebut saja bahan bakar minyak (BBM) dan makan selama bekerja sehari penuh.

“Ya, kalau ditotal bersihnya tak sampai Rp 100 ribu. Kadang malah Rp 50 ribu,’’ ujar warga Jalan Jeruk, Tanjung Selor ini.

Meski kecil, hal itu tidak membuatnya patah semangat. Sebab sudah banyak pengalaman yang didapat. Sebab, profesi sopir angkot sudah ditekuni selama 11 tahun.

“Meski memang tak banyak pendapatan. Setidaknya bisa untuk bayar rumah kontrakan dan makan hari-hari anak dan istri. Itu saja, ketimbang tak ada pekerjaan sama sekali,’’ ucapnya.

Lanjutnya, menjadi sopir angkot dua tahun terakhir memang penuh tantangan baru. Yaitu, selain karena situasi dan kondisi pandemi Covid-19 banyak angkutan umum online yang tak berizin semakin membuat ladang rezekinya berkurang setiap hari.

“Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir. Dan angkutan yang tak berizin dapat ditertibkan,’’ harapnya.

Senada dikatakan Ambo (59) sopir Angkot lainnya, saat ini angkot diakui ‘mati suri’. Namun, ia dan rekan sopir lainnya tetap terus bekerja dan berharap setiap harinya mendapatkan rezeki.

 “Tapi, memang situasi Covid-19 ini membuat pendapatan menurun. Selain banyak kendaraan pribadi,’’ ungkapnya yang diaminin sopir lainnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X