80 Persen Sembakung Terendam Banjir 4 Meter

- Selasa, 19 Januari 2021 | 13:40 WIB
TERENDAM BANJIR: Delapan desa di Kecamatan Sembakung, hingga Senin (18/1) kemarin, masih terendam banjir tetangga Malaysia./DOKUMENTASI BPBD KALTARA UNTUK RADAR TARAKAN
TERENDAM BANJIR: Delapan desa di Kecamatan Sembakung, hingga Senin (18/1) kemarin, masih terendam banjir tetangga Malaysia./DOKUMENTASI BPBD KALTARA UNTUK RADAR TARAKAN

NUNUKAN - Hingga Senin (18/1) pagi, 80 persen wilayah Kecamatan Sembakung sudah terendam banjir. Setidaknya ada 8 desa di Sembakung sangat terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 4,6 meter.

Bahkan terdapat 1 desa di Desa Lubakan, yang seluruh warganya sudah direlokasi di tempat yang relatif lebih aman. Padahal di Desa Lubakan itu, pada banjir yang terjadi di tahun 2017 dan setelah, tidak pernah terdampak banjir. Kali ini, desa yang sudah sangat terdampak banjir kiriman dari negara tetangga Malaysia itu pun, sempat tak berpenghuni.

Kasubdit Kedaruratan BPBD Nunukan, Hasan mengatakan, Desa Lubakan sendiri, desa dengan seluruh warga desanya yang sudah direlokasi, sejak 2 hari terakhir, air yang merendam desa perlahan surut. Namun, proses antisipasi kembalinya banjir, apalagi dengan curah hujan yang diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, tetap dilakukan. “Ya kami antisipasi hujan lebat turun lagi di daerah hulu, itu menjadi pertimbangan belum dikembalikannya warga yang direlokasi, apalagi Sembakung itu unik. Meski tidak terjadi hujan, daerah ini tetap bisa banjir, posisi geografisnya. Sembakung ini memang penampungnya dan juga pengaruh air laut, di sana (Sembakung) air pasang masih sampai ke desa, makanya tinggi banjir bisa sampai 4,6 meter. Itu tertinggi dari sejak awal kejadian banjir sejak 1 Januari lalu,” ujar Hasan saat diwawancarai, Senin (18/1).

Akibat banjir yang melanda Sembakung, setidaknya ada 661 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir dari 8 desa yang ada. Sementara untuk jiwa yang ada dari 661 KK tersebut, ada sebanyak 2700 jiwa. Namun, sejauh ini belum ada warga yang pengungsi, sebab notabene hidup masyarakat Sembakung, sejatinya sudah terpola untuk menghadapi banjir kiriman itu. “Mereka ini kan setiap tahunnya pasti menghadapi ini, bahkan dalam setahunnya bisa sampai 3 kali, jadi tekniknya dengan mendirikan rumah panggung. Ketika menghadapi banjir, barang-barang yang di bawah akan dibawa naik ke atas rumah,” tambah hasan.

Dari musibah ini, rapat koordinasi bersama OPD terkait di lingkungan Pemkab Nunukan pun dilakukan menyangkut status tanggap darurat. Senin (18/1) rekomendasi akan disampaikan ke Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid. Nantinya, setelah penetapan status dilakukan, otomatis nantinya akan ada posko bencana tanggap darurat banjir Sembakung. Posko itu, akan dipegang oleh satu kendali, apakah nantinya akan ada back up dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara mendatang akan dilihat keadaan itu.

Dari kejadian ini pula, pangan dengan luas ratusan hektare bisa terdampak banjir. Lahan padi siap panen yang berpotensi gagal panen, akan menjadi kendala masyarakat desa kekurangan logistik pangan nantinya. Meski sejatinya, BPBD Nunukan sendiri punya stok pangan hingga 2 ton untuk keadaan darurat. “Hal itu juga yang kami kejar dan antisipasi. Soal ketersediaan pangan kita siap kita geser, tapi kembali pada status tanggap darurat dan anggaran yang ada. Jadi dengan status tanggap darurat itu nantinya, kami harap penanganan bisa lebih cepat, karena kondisi sudah sangat layak untuk tanggap darurat,” beber Hasan. (raw/lim)

 

 

 

 

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X