Vaksin Moderna Khusus Lansia

- Minggu, 17 Januari 2021 | 15:15 WIB
CEGAH COVID-19: Vaksinator saat melakukan vaksinasi ke sejumlah tenaga kesehatan yang masuk dalam daftar prioritas tahap pertama. IFRANSYAH/RADAR TARAKAN
CEGAH COVID-19: Vaksinator saat melakukan vaksinasi ke sejumlah tenaga kesehatan yang masuk dalam daftar prioritas tahap pertama. IFRANSYAH/RADAR TARAKAN

TARAKAN - Usai penyuntikan vaksin Sinovac, Indonesia diprediksi akan mengeluarkan vaksin Covid-19 jenis moderna dengan tingkat keakuratan lebih baik dari Sinovac. Namun, vaksin moderna ini diprediksi akan tiba di Kaltara dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, dr. Franky Sientoro, Sp.A mengatakan bahwa tahap pertama penyuntikan vaksin diharapkan dapat diberikan kepada tenaga medis yang dinyatakan sehat secara jamani dengan usia 18 hingga 59 tahun.

“Nakes itu harus benar-benar sehat tanpa komorbid, sudah dilakukan screening lalu mendapat vaksin sambil dilihat sejauh mana adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI),” ungkap Franky.

Namun, bagi yang berusia di bawah maupun di atas 18 hingga 59 tahun, memiliki riwayat komorbid dan pernah terkonfirmasi positif Covid-19, dikatakan Franky akan tetap menerima suntikan vaksin. Namun, ia menjelaskan tentang adanya masyarakat yang dinyatakan tidak boleh mendapatkan vaksin secara mutlak yakni pasien komorbid yang mengidap kanker, gagal ginjal, dan sedang dalam fase pengobatan. Jika dipaksa diberikan vaksin, dikatakan Franky akan membuat hasil yang percuma karena kategori tersebut tidak akan menghasilkan kekebalan pada tubuh.

“Tapi kalau komorbidnya terkontrol, itu akan divaksin. Usia lanjut pun divaksin. Hanya usia lanjut akan diberikan periode selanjutnya, nanti pemerintah akan menyiapkan vaksin lain seperti moderna yang kemungkinan akan diluncurkan pada Februari,” jelas dokter spesialis anak ini.

Dikatakan Franky, vaksin moderna memiliki teknologi lebih baik dibanding Sinovac yang merupakan vaksin asal Cina. Ia menjelaskan, vaksin Sinovac membunuh kuman dengan teknik tertentu yakni dengan menggunakan virus maupun bakteri yang dibuat menjadi vaksin. Sedang vaksin moderna menggunakan LNA vaksin yang merupakan bagian dari pada virus yang secara teknologi lebih tinggi, yakni dengan mengambil DNA virus kemudian dibuat vaksin.

“Karena teknologi lebih tinggi, maka harganya akan relatif lebih mahal seperti halnya dengan vaksin merk pfizer yang disimpan di minus 70 derajat celcius, kalau moderna minus 20 derajat celcius,” katanya.

Vaksin moderna ini ditujukan kepada lansia, vaksin ini akan disiapkan pada Februari akhir dan awal Maret. Sebab tahap pertama imunisasi diberikan kepada tenaga kesehatan, kemudian Polri-TNI, lansia dan masyarakat umum yang dilakukan secara bertahap. “Harganya belum ditahu, tapi pastinya lebih tinggi dari Sinovac,” ujarnya.

 

Distribusi Vaksin Dilakukan Bertahap

Pendistribusian vaksin Sinovac yang dilakukan pemerintah secara bertahap bukan tanpa alasan. Melalui jabatannya sebagai anggota DPD RI Dapil Kaltara, Hasan Basri menjelaskan alasan vaksin didistribuskan secara bertahap agar target sasaran vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia tercapai.

Kepada Radar Tarakan, Ketua Komite II DPD RI Dapil Kaltara, Hasan Basri mengatakan, vaksin Covid-19 merupakan program nasional pemerintah yang diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat Indonesia. Namun terdapat beberapa item yang disebutkan tidak dapat divaksin seperti pernah dinyatakan positif Covid-19, memiliki riwayat komorbid, ibu hamil dan sebagainya.

“Tapi yang perlu dipercaya masyarakat saat ini adalah pemerintah sudah melalui berbagai izin seperti BPOM dan LPPOM MUI. Sehingga saya berharap seluruh masyarakat Kaltara mau menerim vaksin ini dengan baik, walaupun sekarang masih terbatas karena hanya diberikan kepada tenaga kesehatan lebih dulu,” ujar Hasan.

Keterbatasan vaksin ini dikatakan Hasan dikarenakan proses pemesanan vaksin yang cukup kelit, apalagi seluruh negara di dunia turut memesan vaksin Covid-19. Tak hanya itu, Bio Farma yang merupakan pabrik vaksin juga memiliki keterbatasan ruang dan gudang, sehingga jika ingin melakukan sekali edar, membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga hal inilah yang membuat pendistribusian vaksin dilakukan secara bertahap.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X