PROKAL.CO,
Terdapat di wilayah terluar Pulau Kalimantan dan berada di sekitar Selat Sulawesi, membuat Kota Tarakan menjadi salah satu daerah penting dalam sejarah perang dunia kedua di Asia Fasifik. Hal itu dikarenakan Tarakan menjadi salah satu pulau yang menjadi saksi bisu dasyatnya pertempuran tentara sekutu dan tentara Kekaisaran Jepang di abad 19.
Sehingga tidak mengherankan jika Tarakan beribu situs sejarah Perang Dunia II, baik berupa bangunan, senjata api dan bom yang masih sering ditemukan secara tidak sengaja. Oleh karena itulah Tarakan dijuluki Pearl Harbour Indonesia.
Status itulah, yang membuat kumpulan orang dari berbagai latar belakang membentuk sebuah komunitas dalam menjaga dan merawat situs-situs sejarah yang masih ada.
Berdiri sejak 2 tahun lalu, membuat komunitas Tarakan Tempoe Doeloe aktif membantu pemerintah dalam memelihara situs peninggalan Perang Dunia II. Hal itu dapat lihat dengan kesibukan rutinitas yang masih berjalan hingga saat ini. “Rata-rata teman-teman TTD ini kumpulan orang pecinta sejarah, baik sejarah perang, budaya, kerajaan, termasuk peradabannya. Kebetulan latar belakang teman-teman berbeda-beda. Ada sebagai pemandu wisata, mahasiswa, wiraswasta, pengusaha dan dipemerintahan. Memang diantara teman-teman ini ada yang memiliki relasi di luar negeri khususnya dengan negara yang terlibat di dalam Perang Dunia II,” ujar Ketua TTD, Nor Fadly Juliansyah, kemarin (15/1).
Atas dasar kecintaan dan semangat menjaga situs sejarah TTD semakin mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat dan pemerintah luar negeri.
“Seiring waktu berjalan, TTD ini dipercaya pemerintah untuk membantu meng-handle beberapa situs yang tidak mampu dirawat pemerintah. Karena mungkin anggaran yang terbatas. Memang pemerintah pelihara situs, tapi tidak semua situs mudah dijangkau petugas. Sehingga kami turut membantu untuk memantau situs itu masih terjaga,” tukasnya.