Dirancang 12, Namun Hanya 10 Pejabat yang Siap Divaksin

- Kamis, 14 Januari 2021 | 11:26 WIB

PELAKSANAAN vaksinasi Covid-19 yang digelar pada 14 Januari 2021 hari ini diyakini aman bagi masyarakat. Namun pada vaksinasi perdana di Tarakan, Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes, masih berada di luar kota sehingga akan digantikan oleh Asisten I pada Sekretariat Kota Tarakan Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, Tarmiji dan sejumlah pejabat lainnya.

“Saya masih di luar daerah jadi tidak bisa mengikuti acara launching tanggal 14 Januari 2021. Info terakhir yang akan mewakili Pemkot Tarakan adalah Asisten I karena Wakil Wali Kota Tarakan, Effendhi Djuprianto memiliki di atas 59 tahun,” ungkap Khairul lewat pesan WhatsApp.

Kendati demikian Khairul menyatakan bahwa setiap daerah wajib mendahulukan tokoh untuk divaksin. Agar membawa keyakinan bagi masyarakat luas, akan pentingnya vaksin ini. “Dalam rancangan adalah Pak Wawali, ketua DPRD, yang mewakili Dandim, Kapolres, Kajari, Ketua Pengadian Negeri, Kadinkes, direktur RSUD, yang mewakili direktur RSUKT, yang mewakili direkrut RSAL dan direktur RS Pertamedika,” jelas Khairul.

Kepada Radar Tarakan, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara (Kaltara), dr. Franky Sientoro, Sp.A, mengatakan bahwa Kaltara telah melakukan pelatihan vaksinator yang terdiri dari tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan.

Tahapan vaksinasi telah dilakukan lebih dulu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 13 Januari 2021 yang selanjutnya akan dilakukan kepada nakes yang berusia 18 hingga 59 tahun tanpa komorbid. Vaksin yang akan disalurkan merupakan vaksin Sinovac yang memiliki hasil uji klinis di Arab mencapai 91 persen, Brazil 12.000 tenaga kesehatan dengan hasil 78 persen, sedang Indonesia usia 18 hingga 59 tahun dengan 1.600 sampel dengan hasil uji mencapai 63,5 persen sehingga dinyatakan sesuai dengan standar WHO yang hanya 50 persen.

“Jadi dengan adanya vaksin sekarang itu sudah boleh dilakukan karena akan memberikan efek yang lebih bagus,” tutur dokter spesialis anak ini.

Salah satu pemberantasan penyakit infeksi dikatakan Franky ialah dengan melakukan imunisasi. Misalkan saja penyakit cacar dan polio yang banyak menyebabkan kematian, namun saat ini sedikit demi sedikit mulai hilang karena adanya proses vaksinasi. “Sekarang kita dianjurkan hidup sehat, itu untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kekebalan spesifik dengan apa? Yaitu dengan imunisasi, dengan vaksinasi yang sudah tersedia ini mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan pandemi ini secara bersama-sama,” harapnya.

Terkait kekhawatiran masyarakat, dikatakan Franky proses imunisasi telah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun. Hal ini tidak jauh berbeda dari imunisasi yang dilakukan anak-anak hingga orang dewasa saat ini seperti difteri, pertusis, dan tetanus (DPT), polio, hepatitis dan sebagainya. Namun terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) merupakan akibat antigen yang masuk ke dalam tubuh yang merupakan bahan tambahan vaksin yang membuat tubuh menjadi bereaksi seperti menyebabkan demam yang kemudian membentuk antibodi.

“Kalau DPT itu menggunakan kuman portusis. Pada vaksin Sinovac itu menggunakan virus yang berukuran lebih kecil dari bakteri dan kuman sehingga efek yang ditimbulkan lebih ringan dari DPT. Dari negara-negara yang sudah diimunisasi efeknya aman, yang bahaya itu KIPI itu terjadi reaksi anafilaktik. Hanya reaksi anafilaktik bisa terjadi pada semua tindakan dan bukan hanya vaksin karena ada ketidakcocokan sehingga terjadi reaksi tubuh yang berlebihan,” jelasnya.

Untuk itu, Franky meminta agar seluruh masyarakat tidak khawatir akan KIPI yang ditimbulkan vaksin Covid-19. Sebab dalam hal ini pihaknya memprediksi KIPI yang dihasilkan vaksin Covid-19 bersifat normal dan non-serius.

“Kami sudah siap, secara organisasi kalau terjadi apa-apa untuk mengkoordinir dan melakukan analisa apa penyebabnya dan harapan kami bisa segera diatasi, agar imunisasi ini bisa berjalan dengan baik dan pandemi Covid-19 bisa berakhir,” pungkasnya.

 

PERSIAPAN TEKNIS

Kedatangan vaksin dari Kabupaten Bulungan disambut langsung oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tarakan bersama TNI-Polri dan sejumlah instansi lainnya pada hari Rabu (13/1) di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, kedatangan vaksin di Tarakan menggunakan Ambulans Air Pemprov Kaltara, selanjutnya vaksin dibawa ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X