Sebelumnya pelayanan umum, khusus rawat inap sempat overload sehingga RSUKT menambah satu blok yang saat inipun sudah terisi. Dirincikannya, untuk kamar pasien non Covid-19 untuk kelas 1 masih tersedia enam tempat tidur. Kemudian kelas 2 tersedia 15 tempat tidur, dan kelas 3 tersedia 23 tempat tidur.
“Untuk yang utama atau VIP sudah habis. Kalau untuk ruang isolasi, memang tersisa satu kamar untuk pasien laki-laki. Tapi ini dinamis, karena kalau ada yang sembuh atau sehat, maka bisa dipulangkan,” katanya.
Adapun peningkatan pasien umum yang ditangani RSUKT sebesar 30 persen, setelah RSUD Tarakan menutup sementara pelayanannya. Dalam hal ini, menjadi bahan evaluasi RSUKT berupaya meningkatkan kapasitas, mengoptimalkan pelayanan. “Termasuk melindungi SDM dari Covid-19, secara berkala kami mengadakan swab. Kami juga mengembangkan, kalaupun ada kejadian seperti ini, masyarakat tetap bisa tertangani dengan baik,” tuturnya.
Sementara jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di RSUKT sebanyak 34 orang, dengan gejala sesak napas, batuk dan gangguan pencernaan. “Sementara belum ada yang dipakaikan ventilator. Kalau ada gejala berat, kami lihat apakah dirujuk ke RSUD Tarakan, untuk mendapatkan perwatan yang lebih intensif,” tutupnya. (*/one/lim)